Mohon tunggu...
MARETA BERLIANA
MARETA BERLIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS NEGERI MALANG

UM

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Edukasi Gizi: Asupan Kalsium dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Osteoporosis Pada Lansia

14 Mei 2024   15:15 Diperbarui: 14 Mei 2024   15:54 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: asupan kalsium pencegahan osteoporosis menurut kemenkes

Lansia merupakan seorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas , lansia lebih menjurus memiliki resiko untuk mengalami berbagai penyakit seperti penyakit degenerative ini juga merupakan penyakit kronik yang banyak mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas sesesorang. Salah satu contoh penyakit degenerative pada lansia yang timbul tanpa gejala awal atau juga disebut silent disease yaitu osteoporosis. Menurut WHO kejadian osteoporosis di seluruh dunia telah mencapai lebih 8,9 juta dan menduduki peringkat kedua setelah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan pertama. Menurut IOF ( internasional osteoporosis faoundation) lebih dari 30% Wanita mengalami resiko patah tulang atau fraktur akibat osteoporosis. Bertambahnya usia dapat menyebabkan penurunan massa tulang secara linear. Massa tulang laki laki dan Perempuan akan berkurang saat bertambahnya usia. saat bertambahnya usia tulang menjadi lebih tipis dan rapuh sehingga lebih mudah patah dan dapat menyebabkan pengkroposan tulang. Patahnya tulang karena kerapuhan bertanda osteoporosis, hal tersebut dapat ditandai dengan adanya penurunan massa dan densitas tulang serta gangguan tulang yang normal. Berkurangnya kekuatan tulang dapat terjadinya resiko fraktur yang meningkat (Yusmawati, 2018). Faktor yang dapat mempengaruhi penurunan massa tulang pada lansia yang menjadi penyebab osteoporosis tidak hanya karena usia yang menua tetapi juga karena faktor genetik, hormon estrogen dan paratiroid yang menurun, asupan kalsium yang buruk, kebiasaan merokok, postur tubuh yang kecil / kurus, kurangnya paparan sinar matahari, mengkonsumsi alkohol dan kafein waktu semasa muda, dan berkurangnya aktivitas fisik (Asikin et al,. 2016).

Faktor yang menyebabkan osteoporosis karena asupan nutrisi yang berkurang dan buruk. Nutrisi utamanya yaitu kalsium , kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh dari seluruh total mineral yang ada di dalam tubuh. Sebagaian besar terdapat di tulang dan gigi. Kalsium dan fosfor berperan penting dalam proses pengerasan tulang rangka dan gigi, kalsium juga berperan di dalam cairan sebagai kalsium ionic yang berfungsi untuk transmisi impuls saraf. Jika asupan kalsium tidak mencukupi akan menyebabkan pembentukan abnormal tulang dan jaringanya. Apabila kalsium tidak mencukupi kebutuhan lansia dapat mengalami resiko osteoporosis lebih besar dibandingkan yang mencukupi asupan kalsium. Karena, kalsium juga berperan penting dalam pembentukan tulang baru dimana kalsium ion dalam osteoklas dilepaskan oleh osteoblas sebagai tulang di dalam osteocyte dan berperan dalam pembentukan tulang baru. Jadi, metabolisme kalsium inilah yang berperan dalam proses pembentukan tulang (prabawani, 2015). Hormon estrogen yang menurun juga menjadi faktor pengaruh dalam keseimbangan remodeling tulang sebagai penghambat resorpsi tulang oleh osteoklas. Penurunan hormon estrogen dan kurangnya vitamin D dapat juga menyebabkan proses pematangan tulang dan menghambat proses reabsorbsi tulang. Kadar kalsium yang menurun juga diakibatkan karena reaksi hormon paratiroid yang dapat mengakibatkan tulang melepaskan sebagaian kalsium untuk mempertahankan kadar di dalam tulang tubuh (supariasa, 2016).

Seiiring dengan bertambahnya usia kesehatan tulang menjadi salah satu perhatian khusus bagi lansia. Salah satunya dengan mengkonsumsi kalsium yang baik untuk menjaga kesehatan tulang. Jadi, mengapa kalsium penting untuk lansia karena lansia cenderung memiliki penyerapan kalsium yang lebih rendah dan kerja hormone paratiroid dan estrogen yang berkurang dapat menyebabkan penurunan massa dan densitas tulang dan resiko patah tulang atau fraktur yang lebih tinggi.

Sumber makanan kaya kalsium:

Untuk memenuhi kebutuhan kalsium lansia dapat mengandalkan berbagai sumber makanan kaya kalsium seperti

  • Produk susu : susu dan yoguhrt merupakan sumber kaya kalsium dan mudah diakses. Memiliki rendah lemak atau bebas lemak dapat menjadi pilihan yang sehat.
  • Ikan : ikan salmon dan sarden mengandung kalsium serta vit D yang penting untuk penyerapan kalsium. Vit D juga membantu tubuh menyerap kalsium dengan efektif.
  • Sayuran hijau: brokoli, bayam, dan kubis mengandung kalsium yang baik. Bahwa beberapa sayuran hijau juga mengandung oksalat yang menghambat penyerapan kalsium. Jadi dapat mengolah sayuran dengan cara direbus dapat membantu mengurangi kandungan oksalat.
  • Kacangan dan bijian: almond, kacang tanah dan biji wijen mengandung kalsium. Dapat menjadi alternatif bagi lansia yang tidak mengkonsumsi produk susu atau memiliki intoleransi laktosa.
  • Buah buahan : jeruk, dan delima jeruk mengandung kalsium dalam jumlah yang cukup selain itu jeruk juga kaya akan vit C, serat dan antioksidan yang baik untuk kesehatan delima sumber kalsium yang baik buah ini juga mengandung antioksidan yang kuat.

Sumber asupan suplemen kalsium:

Selain mendapat kalsium dari makanan lansia juga dapat mempertimbangkan pengunaan suplemen kalsium seperti

  • Viostin DS: suplemen yang dapat membantu meringkankan keluhan nyeri pada sendi. Suplemen ini juga dapat digunakan untuk menghambat peradangan sendi. Suplemen ini memiliki beberapa nutrisi penting untuk kesehatan persendian , seperti vit C , magnesium dan zinc.
  • Wellmove : suplemen untuk menjaga kesehatan tulang dan sendi lansia. Suplemen ini mengandung vitamin, dan mineral sehingga dapat menutrisi sendi.
  • CDR/ Redoxon: CDR mengandung kalsium dan vitamin mampu mengoptimalkan kekuatan tulang dan gigi. Selain itu dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung vit C.

Aktivitas fisik mencegah osteoporosis

Selain itu aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mecegah osteoporosis pada lansia dengan beberapa cara yang pertama, aktivitas fisik membantu mempertahankan keseimbangan, fleksibilitas dan kekuatan otot yang dapat mengurangi resiko jatuh dan patah tulang atau fraktur pada lansia. Kedua , aktivitas fisik dapat meningktakan kesehatan jantung dan sirkulasi yang memiliki dampak positif pada kesehatan tulang. Jenis jenis latihan untuk mencegah osteoporosis pada lansia: Latihan kardio : senam lansia, jogging, bersepada, dan berenang.

sumber: asupan kalsium pencegahan osteoporosis menurut kemenkes
sumber: asupan kalsium pencegahan osteoporosis menurut kemenkes

Sumber:

Biki, E. A. (2023). HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM DENGAN TINGKAT RISIKO OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI LKS BERINGIN (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gorontalo).

http://repository.umgo.ac.id/1440/

Listianingrum, A. (2018). Rasio Asupan Kalsium Dan Asupan Fosfor Serta Aktivitas Fisik Terkait Nilai Bone Mass Density (BMD) Pada Lansia Osteoporosis. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), 4(2), 150-157.

https://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/JIKI/article/download/735/135/

Hayati, S., & Herwana, E. (2018). Peningkatan asupan kalsium menghambat penurunan kepadatan tulang pada perempuan pascamenopause. Jurnal Biomedika dan Kesehatan, 1(2), 145-151.

https://jbiomedkes.org/index.php/jbk/article/download/7/24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun