Sementara itu, UMKM lokal yang memproduksi keripik sawi menghadapi kendala dalam pemasaran. Strategi pemasaran diperbaiki dengan mengadakan pertemuan bersama, bantuan pemasaran online dan offline, serta pembuatan konten visual menarik.Â
Selama KKN, Kelompok 1 membantu UMKM Krauk dalam produksi, pengemasan, hingga pemasaran. Pemasaran online di Toko Shopee @keripiksawi_sumberejo juga dilakukan dengan menambahkan fitur diskon ikuti toko dan juga diskon produk. Sementara media sosial Instagram @kraukk.chips digunakan untuk mengunggah kegiatan UMKM. Terkait pemasaran offline, produk UMKM Krauk telah mencapai pasar oleh-oleh Salatiga tepatnya di Toko Oleh-Oleh Singkong Keju D-9 dan juga Argotelo. Diharapkan dengan penambahan mitra toko oleh-oleh ini dapat mendukung UMKM Krauk tetap eksis dan semakin berkembang.
Di bidang pendidikan, Dusun Dukuh menghadapi terbatasnya akses pendidikan informal di luar lingkungan formal. Untuk mengatasi ini, kelompok KKN menciptakan program kelompok belajar membaca bagi anak-anak TK-SD kelas 3. Program ini mendapat sambutan baik dari masyarakat, terlihat dari peningkatan kemampuan membaca anak-anak dan dukungan positif dari orang tua. Dengan demikian, melalui upaya kolaboratif dalam budidaya, pengelolaan sampah plastik, pemasaran, dan pendidikan informal di Dusun Dukuh dapat mencapai pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H