Agric Care merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.Â
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya sesuai dengan bidang pertanian dan bisnis serta dapat melakukan pengabdian langsung kepada masyarakat dengan membuat produk yang berguna di bidang pertanian.Â
Tema Agric Care 2022 adalah Memupuk Kepedulian Mahasiswa Kepada Petani Untuk Bertukar Pikiran dan Ilmu. Kelompok tani yang menjadi partner dalam melaksanakan kegiatan ini adalah Kelompok Tani Karya Mukti, Dusun Bandongan Wetan, Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.Â
Pelaksanaan Agric Care 2022 ini dilakukan secara daring dan luring. Pada 27 Mei 2022 dilakukan secara daring dengan melakukan pembekalan pembuatan POC oleh peserta, kemudian 16 Juni 2022 melakukan pengumpulan POC yang telah dibuat oleh peserta yang kemudian akan dinilai oleh panitia dan juri.Â
Lalu pada 17 Juni 2022 dilakukan kegiatan secara luring yang diikuti oleh 20 mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis, 5 petani dari Kelompok Tani Karya Mukti, serta dua dosen FPB UKSW yang mendampingi dan memberi materi terkait hama dan penyakit tanaman di Desa Ngablak, Kabupaten Magelang.Â
Kegiatan Agric Care ini dilakukan guna melatih mahasiswa untuk mempraktikkan kepada petani bagaimana cara membuat pupuk organik cair berbasis limbah rumah tangga serta menjawab masalah petani terkait hama dan penyakit tanaman.Â
Penggunaan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik cair merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi sampah yang dibuang begitu saja seperti sisa panen yang kurang bagus.Â
Limbah organik rumah tangga merupakan salah satu limbah yang akan selalu ada setiap harinya, sehingga menjadi salah satu bahan yang mudah didapatkan serta murah.Â
Penggunaan limbah hanya dengan ditambahkan starter EM4 yaitu starter yang terbuat dari hasil penyortiran alami mikroorganisme-mikroorganisme menguntungkan yang difermentasi dan sintetik dari dalam tanah yang dikemas dalam bentuk cair.Â
Mikroorganisme yang tersedia pada kemasan berada dalam kondisi dorman (istirahat), sehingga cara pemanfaatan dan pengaktifannya adalah dicampur pada media organik kemudian ditutup rapat pada kemasan, sehingga pembuatan dilakukan secara anaerob, dan hanya sesekali dibuka agar gas karbondioksida yang tercipta akibat aktivitas mikroorganisme dapat terbuang keluar.
Selain melakukan pembuatan POC bersama dengan petani, mahasiswa juga diajak mengelilingi lahan dengan bertujuan untuk mencari permasalahan para petani sehingga mahasiswa mampu memberikan solusi kepada para petani terkait permasalahan yang ada khususnya terkait hama dan penyakit tanaman pada sesi presentasi.Â
Setelah mahasiswa melakukan presentasi, kemudian Bapak Dr. Ir. Yohanes Hendro Agus, MSc. yang kerap disapa dengan Pak Yo merupakan dosen program studi Agroteknologi yang sudah bergabung dengan FPB sejak tahun 1988. Pak Yo menyelesaikan jenjang S1 Bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, IPB (1977-1981), kemudian jenjang S2, Bidang Teknologi Proteksi Tanaman (Technology of Crop Protection), Faculty of Agriculture and Food, Reading University (1993-1994), jenjang S3, Bidang Entomologi-Fitopatologi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (2000-2007). Pak Yo mengajar mata kuliah Biologi, Dasar Perlindungan Tanaman, Gulma, Penyakit Tanaman, Mikrobiologi, Identifikasi Gejala Tanaman dan Bioteknologi Lingkungan.Â
Para petani menyambut baik setiap saran, pendapat, dan juga pandangan para mahasiswa serta dosen FPB UKSW. Bahkan dalam Agric Care ini para mahasiswa dibekali banyak ilmu terkait pertanian oleh para petani yang bekerja dan mengalami langsung praktik-praktik pertanian dari hulu hingga ke hilir.Â
Jadi dalam kegiatan Agric Care ini antara petani dan mahasiswa saling bertukar ilmu yang mereka miliki. Diharapkan kegiatan ini mampu memberi pandangan kepada petani di Kelompok Tani Karya Mukti terkait masalah yang dihadapi. Selain itu kegiatan ini diharapkan mampu melatih mahasiswa untuk tanggap, sigap, dan mampu menjawab setiap tantangan atau permasalahan petani secara real dan masuk akal.Â
Peduli pertanian dengan bertukar ilmu bersama petani ini sungguh menyenangkan dan juga menjadi pengalaman yang berharga baik bagi petani di Desa Ngablak sendiri atau bagi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.Â
Semoga kegiatan ini dapat terus dilanjutkan untuk melatih kepedulian dan keterampilan mahasiswa serta dapat bertukar pikiran antara mahasiswa dengan petani untuk mewujudkan pertanian yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H