Mohon tunggu...
Mares Rahanra
Mares Rahanra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Foto Ini merupakan foto asli saya

Hai pembaca kompas siana,semoga Tulisan saya bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kawasan Kota Baru Yogyakarta Merupakan Peninggalan Belanda

11 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   10:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam pembaca Kompassiana dari saya Mares Nico Rahanra mahasiswa STP Trisakti jurusan S1 Hospitality dan Pariwisata dan saya juga merupakan penerima beasiswa prestasi dari STP Trisakti.Mohon dukungannya semua.

 

Kota Baru Yogyakarta, yang juga dikenal dengan sebutan "Kota Gede," merupakan kawasan di Yogyakarta, Indonesia, yang memiliki sejarah yang kaya dan berhubungan erat dengan masa penjajahan Hindia Belanda. Meskipun pada awalnya dihuni oleh masyarakat pribumi, pada abad ke-18, kawasan ini direnovasi oleh Belanda menjadi sebuah kota baru yang didesain mengikuti gaya arsitektur Eropa.

Kota Baru Yogyakarta merupakan salah satu contoh penting dari perencanaan kota kolonial Hindia Belanda. Pada saat itu, kawasan ini dijadikan sebagai pusat administratif dan komersial oleh pemerintahan Belanda. Arsitektur dan tata ruang kota ini sangat dipengaruhi oleh gaya arsitektur kolonial Belanda, dengan banyak bangunan bergaya Eropa dan jalan-jalan yang teratur.

Salah satu bangunan yang menjadi ikon Kota Baru Yogyakarta adalah Benteng Vredeburg. Benteng ini awalnya dibangun pada tahun 1760 oleh Raja Mataram sebagai benteng pertahanan, tetapi kemudian diubah oleh pemerintahan Belanda menjadi bangunan bergaya Eropa. Saat ini, Benteng Vredeburg menjadi museum yang menampilkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selain Benteng Vredeburg, terdapat juga banyak bangunan kolonial lainnya di Kota Baru Yogyakarta, seperti Gedung Agung, yang dulunya merupakan tempat tinggal Gubernur Jenderal Belanda, dan Gedung Pola, yang menjadi pusat perdagangan dan bisnis pada masa kolonial.

Selama masa penjajahan Belanda, Kota Baru Yogyakarta juga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan. Banyak toko-toko, bank, dan perusahaan-perusahaan Belanda beroperasi di kawasan ini. Kehadiran para penjajah Belanda juga membawa pengaruh budaya Barat ke Yogyakarta, seperti adanya gereja dan institusi pendidikan Eropa.

Namun, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kota Baru Yogyakarta mengalami perubahan yang signifikan. Banyak bangunan kolonial yang diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik, seperti sekolah dan perkantoran. Proses pengambilalihan ini merupakan simbol dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan.

Hingga saat ini, Kota Baru Yogyakarta masih mempertahankan pesona arsitektur kolonialnya. Kawasan ini menjadi tujuan wisata yang populer di Yogyakarta, karena keindahan bangunan-bangunan bersejarahnya yang unik. Selain itu, terdapat juga berbagai usaha kecil dan industri kreatif yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat berkumpulnya seniman dan pengrajin.

Secara keseluruhan, Kota Baru Yogyakarta merupakan bukti hidup dari masa penjajahan Hindia Belanda di Indonesia. Meskipun masa penjajahan tersebut telah berakhir, warisan budaya dan arsitektural yang ditinggalkan di Kota Baru Yogyakarta sehingga tetap menjadi bagian dari destinasi yang perlu dikunjungi ketika berkunjung di kota jogja.

Semoga Bermanfaat. Terima Kasih 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun