Drama demi demi drama hadir di hadapan rakyat yang lapar
Para kaum berdasi beradu argumen mengaku diri paling benar
Di ruang-ruang penuh pendingin yang bikin tubuh-tubuh tetap bugar
Dan rakyat menunggu dengan mata-mata nanar
*
Drama demi drama berlangsung ingar bingar
Logika dan argumen pembenaran berputar-putar
Demi siapa sebenarnya mereka berkoar
Karena rakyat tetap saja terimpit dan terkapar
*
Nun di sana di Papua, di mana emas membinar
Sebagian besar masa depan rakyat tetap saja pudar
Sementara di bagian lain mereka asyik beradu pintar
Adu licik demi perut-perut mereka yang gahar
*
O Tuhan sang pengadil yang Maha Besar
Segerakan hukumanMu buat mereka yang bermulut besar
Yang mengaku berjuang demi rakyat yang lapar
Namun ujungnya rekening-rekening merekalah yang mekar
2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H