Mohon tunggu...
Aba Mardjani
Aba Mardjani Mohon Tunggu... Editor - Asli Betawi

Wartawan Olahraga, Kadang Menulis Cerpen, Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Pantang Atrét (Cerita Betawi #5: Mandi Bareng)

18 November 2015   09:05 Diperbarui: 18 November 2015   09:54 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Biar kita mpét-mpétan terus, Bang.”

“Ngeres ah...”

“Tapi abang suka kan?”

“Au ah.”

Beberapa saat kemudian, Dodit beteréak minta mobil bus berenti. Bus gedé itu pun menepi. Dodit menggandéng Nunung turun sembari ngebawa dua tas gedé.

Begitu nginjekkin kaki di bumi Garut, persis di depan sebuah bangunan nyang dipenuhi barang-barang berupa besi bekas, Nunung ngedapetin dirinya disambut begitu banyak orang. Mereka bediri berkerumun di pinggir jalan. Di belakang kerumunan, Nunung ngebaca sebuah béner bertuliskan: ‘Wilujeng Sumping Kang Dodit & Mpok Nunung’

“Ini apa-apaan si, Bang?” Nunung diem-diem ngémpos pinggang lakinya.

“Selow aja, Botoh,” kata Dodit sembari mésem-mésem. Soalnya, diem-diem, dia kendiri yang minta karib kerabatnya nyambut kedatangan meréka dengan sedikit meriah.

Nunung nyium tangan semua orang tua yang ada di situ.

“Pinter nyari bini lu Dit....” Nunung ngedenger sesuara, entah dari mana.

“Ini baru kaléng. Gak ada dempulannya...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun