Mohon tunggu...
Aba Mardjani
Aba Mardjani Mohon Tunggu... Editor - Asli Betawi

Wartawan Olahraga, Kadang Menulis Cerpen, Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jokowi dan Stadion bagi Persija

28 September 2012   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

EUFORIA kemenangan Joko Widodo dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jaya sesuai hasil hitung cepat, Kamis (20/9) bersamaan dengan hari penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau. Apakah ada hubungan langsung antara kedua peristiwa penting itu? Hampir pasti tidak. Apalagi ini dua dunia yang berbeda: politik dan olahraga. Selama tampil sebagai kandidat gubernur Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), tentu juga tak bersentuhan, langsung atau tidak, pada proses persiapan Kontingen DKI Jaya menuju PON Riau 2012. Sebab, sejak 2005, Jokowi juga masih petahana walikota Solo dengan sederet prestasi yang membuatnya cukup mulus ‘menggulingkan’ Fauzi Bowo-Nahrowi Ramli dalam perebutan kursi DKI-1.

Tulisan ini cuma dimaksudkan untuk sedikit mengingatkan kepada Jokowi-Ahok, bahwa ada warisan Foke selama menjadi petahana gubernur Jakarta, yaitu pembinaan olahraga di ibukota Jakarta yang harus terus dipelihara dan bahkan ditingkatkan.

Seperti kita ketahui, Jokowi, 51 tahun, adalah tokoh bertangan dingin dalam menata Solo sejak 2005 hingga di periode kedua kini. Pengakuan sejumlah pihak atas prestasinya itu tercipta paralel pada sukses tugas pokoknya, yaitu memberi pelayanan optimal kepada masyarakat. Sukses Jokowi memenangkan Pilkada putaran kedua sekaligus mencerminkan hasrat kuat masyarakat Jakarta untuk berubah menjadi lebih baik. Masyarakat ibukota yang plural-urban makin jelas memperlihatkan sikapnya yang anti-status quo . Publik di Jakarta dapat lebih jelas menilai sekat antara pernyataan dan kenyataan. Foke dalam masa kepemimpinannya selama lima tahun terbukti gagal memenuhi ekspektasi masyarakat ibukota untuk mengatasi banjir, macet, kumuh, korupsi, dan premanisme.Jokowi, dengan segala latar belakang dan sikap kesederhanaannya dianggap kapabel dan memiliki integritas tinggi untuk bisa menjadikan Jakarta yang lebih baik. Bagi warga Jakarta, Jokowi diharapkan menjadi ikonbaru figur publik. Jokowi dianggap serupa oase menyegarkan.

Di Solo, Jokowi fokus pada kebutuhan dasar masyarakat yaitu pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Problematik serupa juga ditemukan di Jakarta dengan skala yang tentu jauh lebih besar. Namun, modal Jokowi –bagaimana ia menekan faktor pengganggu seperti pemodal besar dan pemburu rente, menata persaingan tanpa saling menistakan—dianggap cukup untuk menata Jakarta, memberi hak hidup dan berkreasi terhadap semua kelas ekonomi dan sosial tanpa benturan dan kecemburuan yang berarti.

Dan, tentu tetap menjadikan Jakarta sebagai kiblat olahraga Indonesia.

Dengan potensi SDM yang tersedia lengkap di Jakarta, tentu tak sulit bagi Jokowi untuk melanjutkan sukses Foke dalam pembinaan olahraga secara keseluruhan.

Yang mungkin kurang dan perlu mendapatkan perhatian khusus adalah bagaimana kembali mempersatukan Persija Jakarta. Itu satu hal. Hal lainnya adalah bagaimana Persija memiliki stadion sendiri setelah Sutiyoso menggusur stadion keramat Persija di Menteng, Jakarta Pusat.

Mei lalu, ketika Persija menjamu Persela Lamongan di Stadion Manahan Solo, Jokowi menyempatkan diri menonton dalam rangka ‘nyicil’ kampanye pencalonannya sebagai gubernur Jakarta. Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyambangi dan beramah-tamah dengan The Jak yang menyaksikan pertandingan itu. Soal keinginan The Jak agar Persija punya stadion sendiri, Jokowi sempat bilang sebagaimana dikutip dari rri.co.id, “Ya, mereka minta dibangunkan stadion, masak Jakarta kok ndak punya stadion, nanti kita bikin menggunakan anggaran APBD.”

Kini, Jokowi bersama Ahok tinggal menunggu pengesahan sebagai gubernur baru di Jakarta. Kalangan olahraga tentu berharap juga ada perbaikan signifikan dalam upaya memajukan olahraga di Jakarta. The Jak juga kemungkinan akan menagih janjinya untuk membuatkan stadion yang representatif bagi Persija.

Bisakah Jokowi-Ahok mewujudkan keinginan itu?

Harus bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun