Jadi, jika kita ingin memprakarsai sebuah perubahan di sekolah dengan mamanfaatkan dan menggali aset yang kita miliki, maka model BAGJA bisa kita gunakan. Misalnya, apa yang bisa kita manfaatkan dari aset-aset yang ada, seperti Lab, lapangan, lahan kosong, dan sebagainya? Menggali pertanyaan lanjutan, menggali dan menemukan kekuatan yang dimiliki baik aset biotik maupun abiotik. Kemudian, menggali mimpi/keinginan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada. Setelah menetapkan tujuan/keinginan, baru kemudian menyusun rencana-rencana yang dijabarkan dalam bentuk rencana aksi. Tahap terakhir tanggungjawab, artinya bahwa pengambilan keputusan tersebut harus bisa dipertanggjungjawabkan dengan sebaik-baiknya, termasuk melakukan refleksi untuk perbaikan ke depannya.
Sebelum mempelajari materi tentang pemanfaatan sumber daya, pemikiran saya  masih berkutat pada zona nyaman dan stagnan. Artinya sekedar melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan aset-aset yang ada, masih belum menggali potensi-potensi yang ada dan memanfaatkan aset-aset yang ada dengan maksimal. Setelah mempelajari materi tentang pemanfaatan sumber daya, berdiskusi dengan rekan sejawat, dan mengidentifikasi sumber daya yang ada di sekolah, maka pemikiran saya semakin terbuka bahwa sejauh ini masih belum banyak mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki oleh sekolah. Padahal jika mampu memanfaatkan dan menggali potensi-potensi yang ada di sekitar sekolah, pembelajaran akan lebih bermakna dan menarik bagi murid karena pembelajaran akan lebih kontekstual dan dekat dengan kehidupan sehari-hari murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H