Mohon tunggu...
mardi yanto
mardi yanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis, ,Membaca, Berpikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Sumber Daya dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

5 November 2024   22:05 Diperbarui: 5 November 2024   22:10 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh:

Mardiyanto, M.Pd.

SMP Negeri 2 Sukoharjo

CGP Angkatan 11 Kab. Wonosobo

Pemimpin pembelajaran harus memiliki kepedulian tinggi terhadap pengembangan pembelajaran menjadi lebih baik atau berkualitas. Jika dikaitkan dengan sumber daya yang ada di sekolah, baik biotik maupun abiotik, maka pempimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mampu mendorong dan memanfaatkan setiap aset yang ada di sekolah secara maksimal. Pemimpin pembelajaran juga diharapkan mampu menggali potensi yang ada dan memanfaatkan potensi tersebut secara kreatif dan berkelanjutan.

Sumber daya yang ada baik biotik maupun abiotik dapat dimanfaatkan dalam kegiatan di dalam kelas, lingkungan sekolah, maupun bagi masyarakat di sekitar sekolah. Misalnya di dalam kelas, peran guru sebagai aset terbesar dalam pembelajaran dapat mengembangkan potensi yang ia miliki dalam memberikan pelajaran, baik mengembangkan model/metode pembelajaran yang memiliki dampak signifikan bagi pencapain kompetensi murid.  Di lingkungan sekolah modal fisik dapat digunakan untuk mengembangkan kompetensi murid agar lebih bermakna, begitu pula aset yang dimiliki sekolah seperti lapangan, ruang, maupun peralatan lain dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat sekitar untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan, tempat berlatih olahraga, dan sebagainya.

Sebelum pemimpin pembelajaran melangkah lebih jauh, langkah yang paling esensial dalam mengembangkan aset/sumber daya sekolah, yakni dengan memetakan sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Terdapat tujuh sumber daya yang bisa kita optimalkan, yaitu:

  • Modal manusia. Modal manusia merupakan modal yang paling penting dibandingkan dengan modal yang lain karena merupakan modal biotik yang menentukan jalannya sebuah kegiatan. Modal manusia akan optimal manakala setiap orang yang berada di lingkungan sekolah  memanfaatkan setiap potensi yang ia miliki. Sebagai seorang kepala sekolah sebagai pemimpin yang mampu mendorong setiap kemajuan sekolah, sebagai guru mampu membimbing dan mengajar di kelas secara professional, termasuk karyawan mampu bekerja dengan efektif dan efisien dalam membantu adiministrasi sekolah.
  • Modal sosial. Modal sosial terkait dengan hubungan sekolah dengan lingkungan sekitar, termasuk komunitas yang ada di sekitar sekolah. Cara yang bis akita tempuh adalah dengan membangun Kerjasama atau kemitraan yang hangat dan memberikan manfaat kedua belah pihak. Misalnya di sekitar SMP Negeri 2 Sukoharjo, terdapat pondok pesantren Madinatus Salam, kita sudah menjalin hubungan yang sangat baik dan diwujudkan dalam bentuk kegiatan seperti PHBI, sholawatan,pesantren kilat, dan juga program Yuk Ngaji, Yuk Sekolah, yang melibatkan santri-santri di ponpes Madinatussalam untuk bersekolah formal di SMP Negeri 2 Sukoharjo.
  • Modal Politik. Politik dimaknai sebagai sebuah bentuk kerjasama dalam pengambilan keputusan. Contoh penandatangan MOU dengan kepala Puskesmas terkait dengan pelayanan kesehatan bagi murid, MOU dengan Polsek terkait dengan penyuluhan anti narkoba, kenakalan remaja, dan miras.
  • Modal Agama dan Budaya. Modal agama dan budaya terkait erat dengan aktivitas-aktivitas keagamaan dan budaya yang ada di sekitar sekolah dan dapat digunakan sebagai media/sarana pembelajaran bagi warga sekolah. Misalnya, dengan melibatkan tokoh/pemuka agama dalam kegiatan PHBI maupun kegiatan dalam penguatan kompetensi religi, seperti kegiatan tadarus, sholawatan, dan doa bersama. Selain, itu juga menjalin kerjamasa dengan kelompok-kelompok seni yang ada di sekitar sekolah dalam bentuk kegiatan pentas seni maupun pembinaan ekstrakurikuler.
  • Modal Fisik. Modal fisik terkait sarana dan prasarana yang mendukung kinerja warga sekolah dalam bekerja, seperti lahan, bangunan, gedung, peralatan, dan sebagainya. Modal fisik dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Di dalam pemanfaatan modal fisik sangat tergantung dengan barang/benda atau perlatan yang ada dan kreativitas seorang guru. Guru diharapkan mampu menggali dan secara kreatif memanfaatkan sarpras yang ada dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, memanfaatkan kantin sekolah dalam kompetensi wawancara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
  • Modal Alam/Lingkungan. Modal alam/lingkungan terkait dengan Lokasi sekolah berada dan potensi lingkungan sekitar seperti bentang alam, Sungai, Perkebunan, persawahan, peternakan, dan sebagainya. Sekolah yang berada di desa dan di kota tentu memiliki modal alam yang berbeda, kebetulan sekolah kami berada di pedesaan, sehingga potensi alam sangat melimpah. Bentang alam yang masih asri dan kontur berbukit bisa dimanfaatkan untuk kegiatan kepramukaan atau outbound. Begitu pula pertanian, Perkebunan, dan peternakan bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran dalam berbagai bidang disiplin ilmu, seperti IPA, IPS, dan bahasa.
  • Modal Finansial. Modal sosial terkait erat dengan pendanaan sebuah sekolah. Sumber dana terbesar sekolah adalah dana BOS yang mendanai segala kebutuhan sekolah. Selain bersumber dari BOS, sekolah memiliki sumber dana lain seperti sumbangan sukarela. Koperasi, maupun usaha-usaha lain yang dikembangkan oleh sekolah. Sumber-sumber dana tersebut digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan seluruh warga sekolah, terutama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.  Seperti pengadaan alat peraga pembelajaran, penyediaan buku, alat tulis, dan sebagainya.

                    Pemanfaatan modal atau aset-aset sekolah dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh seluruh warga sekolah. Terutama peran kepala sekolah menjadi sangat penting karena sebagai pendorong dalam memanfaatkan dan menggali potensi yang ada.

Pemanfaatan sumber daya sangat berkaitan erat dengan materi-materi sebelumnya dalam pendidikan guru penggerak. Materi pemanfaatan sumber daya sangat berkaitan dengan materi pembelajaran yang berpihak pada murid. Jika kita resapi lebih saksama bahwa pemanfaatan sumber daya yang ada baik itu biotik maupun abiotik, ujungnya adalah menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas ditandai dengan aktivitas murid yang menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan capaian kompetensi.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di dalam memanfaatkan aset-aset yang ada, materi ini berkaitan erat dengan materi inisiasi perubahan dengan model BAGJA. Model BAGJA yang terdiri atas; Buat pertanyaan (devine), Ambil pelajaran (discover), Gali mimpi (dream), Jabarkan rencana (design), dan Atur eksekusi (deliver) adalah singkatan dari Buat pertanyaan (devine), Ambil pelajaran (discover), Gali mimpi (dream), Jabarkan rencana (design), dan Atur eksekusi (deliver).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun