Jika kita kaitkan dengan padangan filosofi belajar Ki Hajar Dewantoro (KHD), pembelajaran berdiferensiasi sangat sesuai dengan prinsip among, di mana guru membimbing dan membantu murid untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Artinya bahwa guru mampu memahami dengan baik dan sungguh-sungguh setiap potensi yang dimiliki oleh setiap murid. Guru menghargai bahwa setiap murid adalah unik, setiap murid adalah pribadi yang tidak sama, sehingga membutuhkan proses dan strategi yang berbeda untuk setiap murid agar mampu berkembang potensi terbaiknya.
Selain itu, pembelajaran berdiferensianya juga menyiratkan apa yang disebut KHD sebagai wujud guru yang menghamba kepada murid. Artinya bahwa guru memahami dan mengerti dengan baik, apa yang dibutuhkan oleh setiap murid. Misalnya, murid yang memiliki profil gaya belajar visual, maka kita bisa menggunakan gambar maupun grafis tertentu yang sangat membantu mereka untuk memahami sebuah konsep dengan baik.
Sebagai penutup tulisan ini, pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari penerapan Kurikulum Merdeka adalah terobosan baru dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap murid. Sebagai sebuah teori, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah hal baru dan boleh jadi sudah banyak guru-guru yang menerapkan pembelejaran berdiferensiasi jauh sebelum penerapan Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, dengan semakin banyak guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka akan semakin besar jumlah murid yang mampu mengembangkan potensi yang ia miliki yang akan berdampak pada kualitas mutu pendidikan di tanah air. Semoga.
 *)Guru SMP Negeri 2 Sukoharjo dan CGP Angkatan 11 Kab. Wonosobo, Jawa Tengah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H