Mohon tunggu...
mardi yanto
mardi yanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis, ,Membaca, Berpikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Positif dan Kemerdekaan Murid

20 Agustus 2024   21:27 Diperbarui: 20 Agustus 2024   21:55 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memberikan inspirasi bagi seluruh warga sekolah untuk bergotong-royong menciptakan budaya positif/ekosistem budaya positif di lingkungan sekolah.

Tolok ukur

  • Guru mampu memahami konsep-konsep utama di dalam budaya positif.
  • Guru tergerak hatinya untuk menerapkan konsep-konsep budaya positif di kelas.

Linimasa Tindakan yang Dilakukan

  • Mendiskusikan waktu dan tempat kegiatan dengan kepala sekolah.
  • Mempersiapkan dokumentasi prakti-praktik aksi nyata yang telah dilakukan.
  • Menyusun PPT materi dengan ringkas dan menarik.
  • Pelaksanaan pada hari Senin, 19 Agustus 2024 Pukul 12.30
  • Menyusun acara secara lengkap
  • Pelaksanaan
  • Evaluasi-refleksi

Dukungan yang Dibutuhkan

  • Dukungan dari kepala sekolah
  • Fasilitas sarana dan prasarana seperti LCD, speaker, dan sebagainya
  • Keikutsertaan guru
  • Umpan balik dari guru

 

Di dalam pelaksanaannya, penerapan budaya positif tidak lepas dari berbagai tantangan. Tantangan dalam penerapan budaya positif bisa berasal dari dua hal, yakni tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal bersumber dari dalam pribadi guru CGP, yakni konsistensi untuk menerapkan budaya positif dalam setiap aktivitas mengajar. Untuk mengatasi persoalan tersebut, yang harus dilakukan yakni terus melakukan refleksi atas aktivitas yang dilakukan. Refleksi ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketercapaian program yang selama ini dijalankan. Jika masih ada hal yang dirasa kurang, maka dilakukan perbaikan terus menerus.

Tantangan kedua, yakni problem eksternal, yakni pengaruh-pengaruh yang kurang kondusif yang berasal dari luar. Seperti kurangnya dukungan dari atasan, rekan, sejawat, dan juga lingkungan. Kurangnya dukungan menyebabkan seperti hanya berjuang sendiri di lautan yang sangat luas, maka dampaknya akan kurang terasa. Oleh karena itu, langkah yang saya lakukan, yakni dengan memberikan contoh-contoh aksi nyata yang bisa disebarluaskan kepada guru-guru yang lain, selain itu membentuk komunitas praktisi yang secara intens dan punya cita-cita yang sama dalam memperbaiki kualitas pembelajaran.

Berbagai aksi nyata dalam menerapkan budaya positif merupakan upaya yang bersifat kolektif. Artinya tidak bisa dilaksanakan hanya oleh satu atau dua orang dalam lingkungan sekolah. Penerapan budaya positif dalam bentuknya seperti keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, dan segitiga restitusi mesti diterapkan oleh semua warga sekolah, baik itu guru, kepala sekolah, maupun staf karyawan sehiangga terbentuk ekosistem yang saling mendukung satu sama lain.

             

              Kegiatan aksi nyata dalam bentuk diseminasi pemahaman konsep budaya positif dapat disaksikan melalui tautan berikut  https://www.youtube.com/watch?v=gGrvN1HCglU&t=4097s

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun