Manusia hidup dalam ruang dan waktu yang ada. Kita hidup dalam kondisi yang tidak statis, tidak dalam keheningan dan tidak dalam status quo. Dalam waktu yang ada, kita hidup terikat waktu dan waktu menjadi wadah yang mengikat. Ada waktu  awal dan ada waktu akhir; 'untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya'.
Kita hidup dalam dinamika perubahan, dari era medieval, era ranaisanse, era reformasi, revolusi industry hingga era digital masa kini. Dari Industry revolusi 1.0, hingga industry revolusi 4.0, kita melihat perubahan sangat cepat terjadi dalam waktu yang ada.
Dari hal tersebut kita sadar bahwa waktu adalah suatu fakta yang kita hadapi, waktu awal hingga akhir dalam hidup kita. Pertanyaan bagaimana kita mengisi setiap masa menjadi pertanyaan yang serius untuk dijawab, karena waktu seseorang ada masanya. Lebih mendasar lagi, kita akan menanyakan apa itu waktu?
Agustinus dalam pemikirannya tentang waktu, dia menjelaskan  "Apa itu waktu?, ketika tidak ada yang bertanya, saya merasa tahu tentang waktu. Tetapi, ketika harus menjelaskan pada orang yang menanyakan, aku tidak tahu."
Kita tidak lepas dengan namanya waktu, seseorang ada masa hidupnya dan waktu yang dia miliki tidak selamanya di bumi ini. "Untuk segala sesuatu ada masanya ( a season), untuk apapun (every purpose) di bawah langit ada waktunya (time)." Atas dasar tersebut, maka pertanyaan tentang waktu menjadi sangat penting; bagaimana kita memakai waktu, apa yang kita kerjakan di dalam waktu yang terbatas ini?, apa yang kita rencanakan?.
Dalam memikirkan hal tersebut, dengan sadar kita perlu memahami tentang waktu dengan bijaksana. Meng-'koneksikan' waktu yang sementara ini dengan rencana Sang Pencipta dalam hidup kita. Hal itu akan memberikan perspektif yang berbeda bagaimana kita menggarap waktu selama kita ada di dunia ini, karna ada masanya kita akan tua dan akan meninggal.
Mengutip kembali apa yang disampaikan Agustinus tentang waktu, dia menjelaskan; "Sedemikian kita, sedemikian juga waktu. Bagaimana kita memandang waktu, itu merupakan refleksi diri kita. Bagaimana diri kita, maka  demikian kita menggunakan waktu. Ketika kita bisa hidup beres dan baik, maka waktupun akan menjadi beres dan baik.
Bagaimana diri kita, tercermin bagaimana kita dengan efektif merencanakan hingga menggunakan waktu, karena kita sadar waktu tidak pernah kekal, ada masa direntang waktu. Kita kembali mencoba merefleksikan waktu sama artinya merefleksikan diri kita dengan keberadaan kita. Bagaimana kita mengatur waktu yang tepat?, harus ada mindset Ilahi untuk mengatur waktu.
Agar kita memiliki mindset yang benar untuk menggunakan waktu yang ada dengan efisiensi, effective. Memahami masa di setiap waktu yang ada, waktu merencanakan, waktu yang tepat untuk menunggu, waktu mengerjakan. Dengan mindset Ilahi, kita memahami adanya momentum dari setiap masa yang ada. Sehingga dalam perubahan yang ada, kita tetap dinamis menangkap setiap momentum yang ada.
Waktu-waktu ini jahat, tebuslah waktu mu.