Mohon tunggu...
Mardi Sirait
Mardi Sirait Mohon Tunggu... Lainnya - Administer Social Justice

Menulis adalah pengabdian bagi keabadian dan menyuarakan kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Eksistensi: Suatu Keberadaan dan Tujuan Hidup

3 Oktober 2020   13:28 Diperbarui: 4 Oktober 2020   18:35 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arus pemikiran manusia sebelum Sokrates hanya berkutat pada alam semesta dan hal di luar diri manusia. Sampai di masa Sokrates, arus pemikiran manusia mengalami penerobosan, dari memikirkan diri ke memikirkan diri sendiri. Sokrates menyebut, "Bagaimana kamu mengenal semesta dan hal diluar dirimu, jika kamu tidak terlebih dulu mengenal diri mu". "Mengenal diri"-menjadi arus yang baru dalam pemikiran para filsuf setelah Sokrates. Tetapi, Sokrates tidak menjelaskan dari mana manusia bisa mengenal keberadaan diri tersebut.

Hal tersebut mencetuskan pertanyaan, "Apa yang menjadi sumber eksistensi manusia dan untuk apa dia ber-keberadaan."

Di berbagai abad, manusia mencoba mendefiniskan hal tersebut.

Salah satu, Darwin (Darwinisme), menyebut "Manusia itu hanya merupakan produk dari suatu evolusi, yang keberadaannya merupakan hasil adaptasi dengan alam."

Hingga pemikiran manusia akan Eksistensi (keberadaan-nya) berkelanjutan, diwakili 2 pemikiran besar. Menggambarkan keberadaan manusia dalam eksistensi dan tujuannya.

Dimulai dari Soren Aabye Kierkegaard seorang filsuf Denmark, dan Friedrich Nietzsche seorang filsuf German.

Soren Aabye Kierkegaard, menyebut Eksistensi manusia adalah suatu keberadaan yang eksis di hadapan Tuhan. Tuhan adalah sumber keberadaan manusia dan Dia pencipta Eksistensi manusia. Sehingga, manusia hidup di hadapan Tuhan secara bertanggungjawab.

Berbeda dengan Friedrich Nietzsche, menyebut Eksistensi manusia adalah keberadaan tanpa Tuhan. Manusia bebas dalam keberadaan-nya, manusia menjadi tuhan atas dirinya.

Dari dua arus pemikiran tersebut, menjadi pemikiran yang mempengaruhi manusia modern secara prinsip maupun praktis.

Memunculkan manusia yang keberadaannya untuk beribadah kepada Tuhan-nya, dan memunculkan manusia yang menjadi tuhan atas hidupnya.

Secara praktis dan prinsip, memaknai Eksistensi (keberadaan) manusia adalah hal yang mutlak. Hal tersebut akan mempengaruhi tujuan hidup-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun