Penyakit diabetes tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga pada anak. Bahkan, berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun meningkat sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun.
Ada berbagai jenis diabetes, tapi yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah diabetes tipe 1. Jenis diabetes ini merupakan penyakit autoimun ketika sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin.
Dilansir dari cnbc indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut bahwa pada tahun 2023, kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010 lalu. Muhammad Faizi ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI mengatakan, kasus diabetes pada anak bahkan bisa lebih tinggi dari yang sudah tercatat saat ini.
Saat ini, data IDAI mencatat ada sekitar 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes. Data yang tercatat ini berasal dari 15 kota di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan. Dari jumlah tersebut, laporan paling banyak berasal dari Jakarta dan Surabaya.
Gejala Diabetes Pada Anak
Sekilas, gejala diabetes tipe 1 dan 2 sulit dibedakan karena keduanya memiliki tanda yang mirip. Mengutip Mayo Clinic, berat badan turun bisa terjadi pada anak diabetes karena tidak ada pasokan energi dari gula. Ini membuat jaringan otot dan simpanan lemak menyusut. Meski demikian, penurunan berat badan lebih umum terjadi pada anak yang mengalami tipe 1. Namun secara umum, gejala diabetes yang terjadi pada anak adalah:
- Mulut kering.
- Terlihat lelah.
- Penglihatan buram.
- Luka yang sulit sembuh.
- Kulit sering terasa gatal dan kering.
- Nafsu makan anak meningkat atau sering merasa lapar.
- Rasa haus yang meningkat dan sering buang air kecil, termasuk mengompol.
- Area kulit tertentu, seperti di sekitar leher atau ketiak, menghitam atau gelap.
- Berat badan anak turun tanpa disengaja, bisa sampai 6 kg dalam 2 bulan.
- Sering merasa kesemutan di kaki.
- Perubahan perilaku anak.
Penyebab Diabetes Pada Anak
Diabetes atau diabetes melitus adalah penyakit kronis di mana tubuh tidak dapat mengubah gula atau glukosa menjadi sumber energi. Ini mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
Bila tidak ditangani, gula darah yang tinggi dapat merusak jantung, pembuluh darah, ginjal, mata, serta sistem saraf selama bertahun-tahun. Kondisi ini juga bisa mengganggu tumbuh kembang anak kamu.
Secara umum, ada dua jenis diabetes yang terjadi pada anak, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Masing-masing mempunyai penyebab yang berbeda.
Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah jenis yang paling sering terjadi pada anak. Kondisi ini terjadi akibat gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh anak menyerang pankreasnya sendiri sehingga fungsi pankreas terganggu.
Hal tersebut menyebabkan pankreas tidak dapat menghasilkan atau hanya memproduksi sedikit insulin, yaitu hormon yang berperan mengubah glukosa menjadi energi. Tanpa insulin yang cukup, gula dapat menumpuk di aliran darah anak, serta menyebabkan berbagai masalah pada tubuh.
Diabetes Tipe 2
Jenis ini sebenarnya jarang terjadi pada anak. Namun, American Academy of Pediatric menyebut, jumlah anak yang mengalami kondisi ini meningkat seiring dengan meningkatnya kasus obesitas pada anak.
Berbeda dengan tipe 1, diabetes tipe 2 umumnya terjadi karena resistensi insulin, yaitu ketika tubuh kesulitan menggunakan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi, meski kadar insulin dalam tubuh normal.