Aku adalah kediaman nasib baik,dan mata air kegembiraan,dan
awal kedamaian dan ketentraman.
Aku adalah kelembutan.
Senyum pada bibir si cantik.
Ketika menghampiriku dia melupakan kerja kerasnya,dan
seluruh hidupnya menjadi kenyataan dari mimpi indahnya.
Aku terlihat bagai tangisan hati;
Aku menghindari paksaan;
Kesempurnaanku menginginkan hasrat hati;
Dia menolak suara pernyataan kosong.
Aku seperti sebuah zaman membangun hari ini.
Hadiah semata tidak memikatku;
Perpisahan tidak menakutkan bagiku;
Kemeralatan tidak bisa menghalauku;
Kecemburuan tidak membuktikan kesadaranku;
Kegilaan tidak membuktikan keberadaanku.
Oh para pencari,akukah Kebenaran?? Pemohon kebenaran??
Dan kebenaranMu dalam pencarian dan penerimaan.
Dan dengan melindungiku akan menentukan perilakuku.
231109
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H