Mohon tunggu...
Riska Mardiana
Riska Mardiana Mohon Tunggu... -

Satu dari pemuda/i yang memiliki mimpi besar tentang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sampah menggunung, Warga Lengkong Malah Tersenyum

9 Maret 2014   23:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahad (09/03/2014). Sampah biasanya menjadi barang yang dihindari penumpukannya. Karena biasanya membawa penyakit dan membuat lingkungan kotor. Namun, beda halnya dengan yang terjadi di kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Gunungan sampah malah menjadi bagian dari peluang ekonomi yang menyejahterakan warga. Apa yang akan terbersit dalam pikiran kita ketika mendengar kata 'Rekening Bank Sampah'? Ya. Mungkin kita akan mengernyitkan dahi sejenak, seperti halnya ketika kita beberapa waktu lalu mengenal program 'Asuransi Sampah', yang digagas oleh Gamal Albinsaid. Sampah memang lebih sering dikenal sebagai penyebab berbagai musibah daripada pemberi manfaat seperti yang disuguhkan oleh Asuransi Sampah ala Gamal. Kedua gagasan di atas pada dasarnya serupa, yakni memanfaatkan nilai yang masih dapat diambil dari sampah rumahan, untuk diubah menjadi kegunaan lain yang dapat dinikmati masyarakat. Bedanya adalah, jika asuransi sampah telah mematenkan fokus pemanfaatan nilai sampah untuk dijadikan asuransi, maka Bank Sampah memilih jalan mengalihkan nilai sampah tersebut menjadi tabungan masyarakat. Selama tiga pekan terakhir, tiga wilayah di kecamatan Lengkong yaitu Burangrang, Paledang dan Lingkar Selatan, warga mulai rajin mengelompokkan sampah ke dalam jenis sampah kering dan sampah basah. Pasalnya, warga di kecamatan ini telah menjadi nasabah pemilik rekening bank sampah yang telah dibuka oleh DPC PKS Lengkong. Setiap pekannya, warga menyortir sampah-sampah menjadi sampah kering (anorganik) dan sampah basah (organik). Setelah itu, sampah-sampah kering akan ditimbang beratnya untuk kemudian dikonversikan nilainya menjadi nominal harga tertentu, sesuai dengan harga di pasaran. Akan tetapi, nominal harga tadi tidak diberikan begitu saja kepada warga, melainkan dicatat sebagai saldo Bank Sampah dalam buku tabungan yang telah dimiliki oleh warga. Dalam hal ini, agar seseorang dapat memperoleh buku tabungan maka ia harus mendaftarkan diri sebagai nasabah/member Bank Sampah terlebih dahulu. Setiap member akan dicatat dalam Buku member dan diberikan pendampingan oleh Tim DPC PKS Lengkong. Wilayah yang telah merutinkan kegiatan ini akan dibekali Banner Bank Sampah untuk menunjang pengembangan yang lebih luas. Sampah-sampah yang telah dikumpulkan dari warga akan diangkut oleh tim untuk dibawa ke pengepul sampah untuk di daur ulang. Sampah-sampah ini selanjutnya dapat digunakan kembali untuk keperluan lain, artinya kembali menghasilkan nilai yang baru untuk bentuk manfaat lainnya. Warga sangat antusias dalam menyambut program ini. Karena selain dapat mengurangi volume sampah yang terus menumpuk di rumah, warga pun senang bisa menabung dari sampah yang semula dianggap tidak memiliki nilai. Program ini juga merupakan bentuk komitmen PKS untuk terus mendukung program Bandung Juara yang bebas dari sampah. (Reedee)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun