Mohon tunggu...
Mardiana Nasution
Mardiana Nasution Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan

saya saat ini terdaftar sebagai mahasiswa magister ilmu lingkungan di Universitas Lancang Kuning, hobby saya travelling, nonton drama korea, membaca novel. Saat ini saya bekerja di perusahaan swasta sebagai analyst. Saya juga menyukai mempelajari analysis tools dan visualization tools untuk big data

Selanjutnya

Tutup

Nature

Keikutsertaan Masyarakat Dalam Konservasi Lingkungan Dengan Willingness To Pay

7 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kita berpikir bahwa keterlibatan masyarakat dalam konservasi lingkungan sangat penting?

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas manusia, baik secara perorangan maupun diselenggarakan oleh instansi tertentu, sangat mempengaruhi perubahan iklim saat ini. Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk memperbaiki lingkungan dan memperlambat proses perubahan iklim yang terjadi. Salah satu upaya adalah melalui WTP atau Willingness To Pay yang arti nya masyarakat rela membayar untuk proses konservasi lingkungan. Mahasiswa pascasarjana dari Universitas Lancang Kuning yaitu Mardiana, Melki, Denny, Sondang dan Arya, menggunakan metode deskriptif menganalisa dari beberapa sumber penelitian, mencoba menganalisa tentang apa saja yang dapat mempengaruhi WTP dan bagaimana cara menarik minat masyarakat agar mau berkontribusi. Metode WTP ini sangat dapat dimanfaatkan untuk proses konservasi lingkungan.

Foto Masyarakat Memasukkan Anak-anak ikan ke Lubuk Larangan (sumber pribadi: Melki Rumania)
Foto Masyarakat Memasukkan Anak-anak ikan ke Lubuk Larangan (sumber pribadi: Melki Rumania)

Kesediaan untuk Membayar (WTP) dalam konservasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendorong individu atau kelompok untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan secara finansial. Faktor-faktor ini mencerminkan hubungan mendalam antara masyarakat dan alam, serta kesadaran mereka akan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem. Masyarakat yang menyadari manfaat langsung dan tidak langsung dari sumber daya alam cenderung lebih bersedia berkontribusi, karena mereka memahami dampak jangka panjang dari kerusakan lingkungan terhadap kehidupan mereka. Hal ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat terkait konservasi lingkungan ini. Semakin paham akan efek kerusakan lingkungan, maka semakin rela masyarakat untuk berkontribusi dalam konservasi lingkungan.

Selain itu, faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam mempengaruhi WTP. Masyarakat yang hidup dalam komunitas yang menghargai konservasi dan keberlanjutan cenderung lebih terlibat dalam upaya pelestarian alam. Peningkatan kesadaran lingkungan dalam beberapa dekade terakhir, terutama terkait isu perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, juga mendorong banyak orang untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan masyarakat terhadap hasil yang diperoleh dari lingkungan yang ada di sekitar mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kerelaan masyarakat untuk berkontribusi dalam  konservasi ini membantu proses konservasi menjadi lebih baik. 

Bentuk kontribusi masyarakat bisa dalam bentuk uang yang dibutuhkan dalam proses pendanaan konservasi ataupun tenaga untuk melakukan konservasi tersebut. Sebagai contoh yang sudah terjadi di Obyek Wisata Konservasi Gajah Aek Nauli, pengunjung rela membayar lebih mahal untuk upaya konservasi gajah (Simarmata, V., et.al., 2022). Hal yang sama juga diketahui berdasarkan hasil survey yang dilakukan bahwa masyarakat Rantau Baru di sekitar Sungai Kampar, Riau menunjukkan angka kerelaan untuk membayar jika ada upaya konservasi terhadap areal mereka (Prasetyawan W., 2023). Selain faktor-faktor tersebut, kebijakan pemerintah juga menjadi merupakan faktor penting dalam mendorong dan mendukung upaya konservasi.  Hal ini sudah terlaksana di negara lain seperti Kenya yang memiliki perundangan yang menjelaskan ada nya keterlibatan masyarakat dalam proses upaya konservasi lingkungan (Waruingi, E., et.al, 2022).

Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat merancang pendekatan yang lebih efektif untuk meningkatkan WTP dalam bidang konservasi, yang diharapkan dapat memperkuat upaya pelestarian lingkungan. Dengan mengadaptasikan metode dan pengamatan langsung terhadap masing-masing daerah, kita dapat membentuk dan menerapkan WTP yang tepat. Selain itu, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan suntikan dana dalam proses konservasi lingkungan yang sering sekali menjadi momok dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pendidikan dan pemahaman masyarakat terhadap konservasi, memperbaiki kondisi lingkungan, dan memperkuat keterlibatan komunitas dalam upaya konservasi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun