Anggota Keluarga Berkebutuhan Khusus
Keluarga merupakan unit terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal di suatu tempat dalam keadaan saling ketergantungan serta saling berhubungan. Hubungan dalam keluarga dapat timbul dari perkawinan, kelahiran dan adopsi dari setiap anggota. Sayangnya, tidak semua anggota dalam suatu keluarga lahir ke dunia dengan kondisi normal. Terdapat beberapa kondisi yang berbeda pada setiap anggota keluarga, seperti anggota keluarga yang berkebutuhan khusus.Â
Menurut Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal, terjadi sebanyak 11.902 kasus penduduk berkebutuhan khusus dengan 6.077 penduduk pada tahun 2018 dan 5.825 penduduk pada tahun 2019. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa banyak keluarga diluar sana yang memiliki anggota keluarga berkebutuhan khusus.
Berbicara mengenai anggota keluarga berkebutuhan khusus, terdapat beberapa ciri-ciri yang membedakan orang berkebutuhan khusus dengan individu pada umumnya, antara lain:Â
Orang dengan gangguan perkembangan fisik seperti kelumpuhan, gangguan koordinasi, atau kecacatan fisik lainnya.
Orang dengan gangguan neurologis seperti cerebral palsy, epilepsi, atau autisme.
Orang dengan gangguan pendengaran seperti tuli atau kurang pendengaran.
Anak dengan gangguan penglihatan seperti buta atau memiliki penglihatan terbatas.
Orang dengan gangguan perilaku seperti ADHD, autisme, atau gangguan emosi dan perilaku lainnya.
Orang dengan kebutuhan khusus dalam belajar seperti disleksia, diskalkulia, atau gangguan belajar lainnya.
Orang dengan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan.
Orang dengan gangguan sensori seperti hipersensitivitas atau hyposensitivitas terhadap rangsangan sensori, seperti suara atau sentuhan.
Manajemen Sumberdaya Lingkungan KeluargaÂ
Seperti manusia pada umumnya, orang berkebutuhan khusus pun berinteraksi dengan alam dan memerlukan dukungan alam dalam memenuhi kebutuhan serta menopang hidupnya walaupun memiliki beberapa perbedaan. Namun, sebagian besar manusia seringkali melakukan jenis interaksi yang negatif, yaitu memanfaatkan alam, bukan selaras dengan alam. Hal ini tercermin pada keadaan alam yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, diperlukan manajemen sumber daya lingkungan demi keberlanjutan alam yang dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga.
Setiap keluarga hendaknya memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan alam serta lingkungannya. Salah satu bentuk kepedulian tersebut tercermin pada cara keluarga memanajemen lingkungannya. Manajemen lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan cara menggunakan sumber daya sesuai kebutuhan serta tidak melakukan hal-hal yang dapat memperparah krisis energi. Selain itu, keluarga dapat memanajemen sumber daya terdekatnya, yaitu pekarangan dengan memanfaatkannya secara maksimal, seperti untuk menanam tanaman hias dan beberapa jenis sayur. Manajemen sumber daya lingkungan dapat memberikan dampak positif pada keluarga, seperti rasa aman dan nyaman serta penggunaan energi menjadi terkendali.Â
Hubungan sumber daya lingkungan dengan anggota berkebutuhan khusus dan kesejahteraan keluargaÂ
Seperti hasil survei yang dilakukan kepada lima keluarga dengan anggota berkebutuhan khusus di daerah perkotaan menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi keluarga dengan anggota berkebutuhan khusus dalam memanajemen lingkungannya. Beberapa anggota berkebutuhan khusus sensitif terhadap kebersihan dan suara bising sehingga keluarga perlu memanajemen lingkungan dan menyesuaikan dengan kondisi anggota berkebutuhan khusus. Beberapa anggota berkebutuhan khusus mampu menggunakan transportasi umum. Kemampuan anggota berkebutuhan khusus dalam menggunakan transportasi umum berperan dalam upaya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berimplikasi pada berkurangnya polusi udara dan konsentrasi gas rumah kaca. Oleh karena itu, perlu untuk membiasakan anggota berkebutuhan khusus untuk menggunakan transportasi umum.Â
Terkait kesejahteraan, keluarga dengan anggota berkebutuhan khusus pun berhak untuk merasa sejahtera, baik secara ekonomi maupun sosial. Kesejahteraan ekonomi tercermin pada kemampuan keluarga dalam memenuhi seluruh kebutuhan anggotanya, termasuk kebutuhan tambahan anggota berkebutuhan khusus. Selanjutnya, kesejahteraan sosial juga perlu dipenuhi karena memengaruhi proses tumbuh kembang anggota berkebutuhan khusus. Kesejahteraan sosial dapat dipenuhi dengan cara memilih lingkungan yang supportif sehingga seluruh anggota keluarga, terutama anggota yang berkebutuhan khusus merasa diterima di lingkungannya.
Tips untuk Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Berkebutuhan Khusus
Keluarga dengan anggota kebutuhan khusus tentunya menghadapi tantangan yang unik dan berbeda dari keluarga pada umumnya. Berikut adalah beberapa tips untuk keluarga dalam mengurus anggota berkebutuhan khusus berkaitan dengan sumber daya lingkungan:
Menyiapkan sumberdaya lingkungan di sekitar rumah untuk anggota berkebutuhan khusus dengan cara memerhatikan dan mengelola dengan baik lingkungan alam sekitar rumah.
Membuat financial statement dalam rangka mengatur dan mengelola sumberdaya materi yang dimiliki oleh keluarga.
Tidak boros dalam menggunakan sumberdaya, seperti penggunaan kompor gas, listrik, dan air secukupnya.
Penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan emosional yang dapat membantu anak merasa aman dan nyaman.
Orang tua dapat terlibat dalam kegiatan anak dengan kebutuhan khusus (program sosial) untuk memberikan dukungan dan motivasi terhadap anak.
Orang tua dapat mencari sumber daya dan dukungan dari komunitas lokal, organisasi, atau kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus.
Memiliki anggota keluarga berkebutuhan khusus memang terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga, apalagi untuk menciptakan kesejahteraan yang adil bagi setiap anggota keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat kita ketahui bahwa sumberdaya lingkungan cukup berpengaruh pada kesejahteraan keluarga dengan anggota berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, Â keluarga dengan anggota berkebutuhan khusus perlu memiliki kemampuan dan strategi yang lebih baik dalam memanajemen pemakaian sumber daya alam dei terciptanya kesejahteraan untuk seluruh anggota keluarga.
Disusun oleh: Alvita Dewi Maharani, Mardhiyah Khoirunnisa, Aryoka Natakusuma, Cut Syifa Fitria, Adiba Bakhitah GP
Dosen pengampu: Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, MSi. dan Irni Rahmayani Johan, SP., MM., PhD
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB University
DAFTAR PUSTAKA
Rohmawati U. 2017. Peran keluarga dalam mengurangi gangguan emosional pada anak berkebutuhan khusus. Al Ulya J Pendidik Islam. 2(2):108--127.
American Academy of Pediatrics. (2018). Identifying infants and young children with developmental disorders in the medical home: An algorithm for developmental surveillance and screening. Pediatrics, 142(4), e20182011. https://doi.org/10.1542/peds.2018-2011
Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Learn the signs. Act early. https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/index.html
National Institute of Child Health and Human Development. (2020). Learning disabilities. https://www.nichd.nih.gov/health/topics/learning/conditioninfo/default
National Institute of Mental Health. (2021). Mental disorders. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/mental-health-disorders/index.shtml
National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. (2020). Hearing and balance. https://www.nidcd.nih.gov/health/hearing-and-balance
National Institute on Disability, Independent Living, and Rehabilitation Research. (2017). Disability statistics. https://www.disabilitystatistics.org/
Kendal BPSK. 2019. Jumlah Penduduk Berkebutuhan Khusus 2018-2019. [diakses 2023 Feb 28]. https://kendalkab.bps.go.id/indicator/27/399/1/jumlah-penduduk-berkebutuhan-khusus.html.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H