Mohon tunggu...
Dongeng

Legenda Danau Wurung

10 Februari 2016   20:25 Diperbarui: 10 Februari 2016   20:32 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis yang cantik jelita. Kecantikannya itu tersohor hingga ke desa seberang. Setiap harinya, si gadis membantu ibunya mengurus rumah kecil mereka. Hingga pada suatu hari, seorang pemuda tampan datang melamar si gadis. pemuda itu adalah lelaki terkuat dari desa sebelah, dia juga sangat berani dan percaya diri.

Ayah si gadis memberi pemuda tersebut izin untuk menikah dengan putrinya. Dengan satu syarat, pemuda itu harus pulang terlebih dahulu, dan menunggu selama dua purnama. Pemuda itu menerima syarat dari ayah si gadis. ia berjanji akan datang dengan rombongan yang besar setelah dua purnama untuk menikahi si gadis.

Ketika dalam perjalanan pulang, si pemuda merindukan si gadis. Pemuda itu tidak dapat menahan keinginannya melihat paras cantik calon istrinya. Ia kembali ke rumah si gadis, dan mengajaknya keluar melihat malam. Secara sembunyi-sembunyi pasangan itu pergi ke danau yang indah dipenuhi kunang-kunang.

Pasangan itu bermain-main di tepi danau. Mereka berdua membuat makhluk halus di dalam danau itu tidak suka. Akhirnya, mereka berdua ditarik ke dalam danau yang gelap dan dingin. Mereka tidak  pernah ditemukan dan pernikahan tidak jadi dilaksanakan. Penduduk di sekitar desa tersebut menyebut danau itu, Danau Wurung.

(Wurung, dalam bahasa jawa berarti “tidak jadi”).

 

·        Nilai agama

Seorang anak sepantasnya patuh terhadap perintah orang tuanya, sebelum ia menikah dan mematuhi suaminya.

“Setiap harinya, si gadis membantu ibunya mengurus rumah kecil mereka.”

·        Nilai budaya

Setiap ritual adat di tujukan untuk sebuah kebaikan. Pingitan bagi sebuah pasangan adalah salah satu tradisi suku Jawa agar rencana pernikahan pasangan tersebut lancar.

“Ayah si gadis memberi pemuda tersebut izin untuk menikah dengan putrinya. Dengan satu syarat, pemuda itu harus pulang terlebih dahulu, dan menunggu selama dua purnama. Pemuda itu menerima syarat dari ayah si gadis.”

·        Nilai moral

Janji dibuat untuk ditepati. Setiap perbuatan akan ada akibatnya.

“Ketika dalam perjalanan pulang, si pemuda merindukan si gadis. Pemuda itu tidak dapat menahan keinginannya melihat paras cantik calon istrinya. Ia kembali ke rumah si gadis, dan mengajaknya keluar melihat malam.”

“Pasangan itu bermain-main di tepi danau. Mereka berdua membuat penunggu danau itu tidak suka. Akhirnya, mereka berdua tertarik ke dalam danau yang gelap dan dingin. Mereka tidak  pernah ditemukan dan pernikahan tidak jadi dilaksanakan.”

 

Danau Wurung, Lumajang, Jawa Timur

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun