[caption caption="In-game screenshot Title Card serial Game of Thrones. Sumber: Telltale Games"][/caption]
Valar Morghulis—semua manusia akan mati—sebuah frase terkenal dari serial Game of Throne yang dipopulerkan saluran televisi kabel HBO. Serial televisi Game of Throne (yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Perebutan Takhta) merupakan adaptasi dari serial novel A Song of Ice and Fire karangan George R. R. Martin. Serial ini bercerita tentang intrik perpolitikan antar klan dalam sebuah benua fantasi bernama Westeros dan Essos. Tidak jarang persaingan antar klan dalam cerita ini berujung pada kekejian yang digambarkan dengan vulgar sehingga memang serial ini baiknya dikonsumsi kalangan dewasa saja.
Tidak hanya novel dan serial televisi saja, Game of Throne kini juga hadir dalam wujud game yang dikerjakan oleh studio game Telltale. Telltale sendiri terkenal setelah membuat game adaptasi dengan cerita orijinal dari serial lain seperti The Walking Dead. Sesuai dengan seri yang diadaptasi, game Game of Throne yang dibuat ini juga penuh dengan intrik dan drama antar klan. Game dari Telltale ini dibagi dalam 6 episode yang dirilis secara periodik dimulai dari episode pertama pada 2 Desember 2014 hingga episode 6 yang dirilis pada 17 November 2015.
[Hati-hati bagian berikutnya mengandung Spoiler dari serial TV dan novel!]
Â
Â
Â
Cerita dari gamenya dimulai pada saat Red Wedding—Pernikahan Merah. Para fans pasti mengetahui bahwa itu adalah kejadian dari season ketiga atau buku ketiga (spoiler!) ketika klan Stark, penguasa wilayah utara, dikhianati dan dibantai pada upacara pernikahan antar anggota klannya dengan klan Frey. Tokoh-tokoh utama dari gamenya adalah para anggota klan Forrester, sebuah klan kecil yang merupakan sekutu loyal dari klan Stark. Klan Forrester yang selamat dari pembantaian Red Wedding kini mengalami tekanan dan berupaya bertahan dari klan lain yang mengambil alih kekuasaan klan Stark.
Ada tiga tokoh yang dapat dimainkan para pemain pada episode pertama: Gared Tuttle, pelayan kepala klan Forrester; Mira Forrester, pelayan sang calon ratu; Ethan Forrester, anak laki-laki ketiga klan Forrester yang harus memikul tanggung jawab sebagai kepala klan sepeninggal ayahnya. Tokoh yang dapat dimainkan bertambah di episode 2 dengan hadirnya Asher Forrester, anak laki-laki kedua klan Forrester yang diasingkan dan menjadi prajurit bayaran. Masing-masing tokoh tersebar di lokasi yang berbeda seperti Gared yang ceritanya berfokus di The Wall dan daerah alam liar bersalju di utara, Mira di ibukota King’s Landing hingga Asher di benua Essos tempatnya diasingkan. Fans dari serial Game of Throne juga pasti akan merasa familiar dengan munculnya tokoh-tokoh favorit dari novel atau film seperti Tyrion Lannister, sang pemikir ulung dengan dwarfisme; Cersei Lannister sang ratu yang keji; atau Jon Snow sang anak haram keluarga Stark yang menjadi prajurit di Night’s Watch.
[caption caption="Tokoh-tokoh dari serial TV Game of Thrones: Tyrion Lannister, Margaery Tyrell, Jon Snow (kiri ke kanan). Sumber: in-game screenshot, Telltale Games"]
Gameplay dari game ini terhitung sederhana dengan sistem point & click, menunjuk suatu objek dan klik mouse (untuk versi PC) untuk berinteraksi. Ada juga quicktime event yang mengharuskan kita menggunakan tombol keyboard seperti WASD untuk menyelesaikannya. Fokus utama dari game ini adalah pada ceritanya sehingga titik berat gameplaynya berada pada pilihan dialog yang dapat mempengaruhi jalannya cerita. Pilihan dialog sangatlah menentukan nasib setiap karakter yang dalam cerita Game of Throne rasanya tidak pernah baik. Jujur, pilihan dialog yang ada tidak pernah mudah! Kita dapat membangun aliansi hingga menghancurkan relasi dengan karakter lain seperti memutuskan apakah kita akan tunduk pada klan lawan, melawan klan lawan meski kondisi kita lemah atau berkonspirasi dengan karakter lain untuk menjatuhkan klan lawan (tentunya dengan imbalan karena semua orang butuh imbalan dalam perebutan takhta!). Akumulasi pilihan kita akan menentukan akhir seperti apa yang kita dapatkan bagi setiap karakter dan klan Forrester secara keseluruhan.
Bagi para penggemar Game of Throne, game ini dapat menjadi cerita tambahan yang melengkapi keseluruhan serialnya. Akan tetapi, bagi yang asing dengan Game of Throne mungkin akan sedikit bingung dengan relasi antar karakter. Game ini mungkin juga tidak cocok bagi gamer yang menginginkan gameplay action karena fokusnya yang lebih besar kepada cerita. Apabila anda adalah gamer sekaligus pecinta Game of Throne, saya sarankan anda untuk memainkan video game ini yang hadir di Android, iOS, Microsoft Windows, OS X, PlayStation 3, PlayStation 4, Xbox 360, dan Xbox One.
Akhir kata, bersiaplah dengan cerita yang penuh intrik keji karena seperti frase yang senantiasa diucapkan para karakter Game of Throne, Valar Morghulis—Semua manusia akan mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H