Mohon tunggu...
Mardety Mardinsyah
Mardety Mardinsyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pendidik yang tak pernah berhenti menunaikan tugas untuk mendidik bangsa

Antara Kursi dan Kapital, antara Modal dan Moral ? haruskah memilih (Tenaga Ahli Anggota DPR RI)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemampuan Otak Tidak Genetis tapi Informatis

2 Januari 2020   21:09 Diperbarui: 3 Januari 2020   16:50 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://enfermagemflorence.com

Bila orang tua sudah ngomong   demikian, " noisy ", jawab anak.  Anak akan mengunci kupingnya dengan headset, mendengarkan lagu lagu dari  youtube.

Bila anak bandel, orang tua tidak perlu cepat marah. Anak yang sering dimarahi   akan berkembang menjadi orang yang pemarah, karena dia dibesarkan dengan cara marah marah.

Kecendrungan banyak orang tua untuk mendisiplinkan anaknya, "salah dimarahin, bandel dipukulin dan dihukum".  Marah dan hukuman tidak lagi bagian dari pendidikan. Jika anak salah dan  bandel, diajak  ngomong baik-baik dan katakan bahwa apa yang dia lakukan itu salah dan tidak boleh.

Kurangnya waktu luang untuk duduk bersama anak, salah satu persoalan sulitnya membangun komunikasi. Apalagi dengan ketergantungan orang dengan gedget,  ketika sedang berkumpul bersama keluarga pun, setiap anggota keluarga memainkan Smartphone. Suasana semakin sepi  tidak ada obrolan dan tak ada komunikasi.

Komunikasi  orang tua  dan anak sangat penting. Adanya akses informasi yang begitu cepat dari koneksi internet, anak dapat mengakses informasi apa saja di internet.

Generasi milenial cenderung memiliki keinginan sendiri untuk memilih informasi. Tidak adanya batasan dari setiap konten di internet maupun media sosial  menyebabkan anak mengkonsumsi konten yang bukan porsinya. Informasi negatif yang merupakan sampah digital, tidak sedikit jumlahnya. Bila tidak dikontrol anak dengan mudah dapat mengaksesnya.

Kemampuan otak tidak genetis tapi informatif.

" What are you ?" , tergantung konten informasi apa yang terus di akses. Manusia tabularasa. Dilahirkan bagai kertas putih yang kosong. Dulu orang tua yang menulisi kertas kosong itu, sekarang diisi informasi internet.

Karena itu,  kualitas komunikasi  anak dan orang tua harus ditingkatkan dengan  membuat percakapan yang memberi anak informasi positif. Bahkan orang tua dapat menjadi teman di akun jejaring sosial anak, sehingga anak menyadari tentang apa saja yang diposting  dalam akunnya  di awasi oleh orang tuanya.  Jangan biarkan anak  sendiri  membuat keputusan konten internet yang diaksesnya, anak harus dikontrol.

Era ini era teknologi, terutama teknologi informasi. Pola asuh anak harus kontekstual. Bukan hanya fashion dan teknologi yang  harus kita ikuti sesuai perkembangan zaman, tapi, cara mendidik anak juga perlu disesuaikan dengan kondisi saat ini. Orang tua harus  memberikan bekal yang dibutuhkan anak  di masa depan dengan melengkapi kecerdasan intelektualnya dengan  kecerdasan spiritual dan emosional. Membaca, menulis dan berhitung  (kecerdasan intelektual) dapat diperoleh anak dibangku sekolah,  tapi santun berbicara, apik menyampaikan pikiran dan  bisa menguasai diri ketika berbicara, jarang  diajarkan di sekolah.   Dan yang terlebih penting, cegah pikiran  anak dibentuk oleh informasi negatif. 

Ingat ! kemampuan otak tidak genetis tapi informatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun