Selama kurang lebih 200 tahun,  Tokoh India _ Mahatma Gandhi  mengungkapkan bahwa kalau negeri yang dulu terjajah ingin menyamai ekonomi dari negara barat, maka negeri terjajah ini harus melakukan Imperialisme selama 100 tahun dulu ke negara barat ini.
Salah seorang mahasiswa pertambangan dari Institut Terknologi tertanama di Indonesia pernah mengungkapkan bahwa bumi ini diibaratkan sebagai seekor kambing gemuk, yang kalau dibiarkan pasti akan mati percuma.Â
Begitu pula dengan bumi tandasnya, kalau dibiarkan dan tidak dieksploitasi secara membabi-buta juga pasti akan menjadi hancur sia-sia  ( edisi 26 tahun XXI: 02).Â
Frame berfikir tersebut sangat selaras dengan logika dari kapitalisme dini . Artinya roda  Pada produksi harus terus bergerak, ekspansi modal harus terus diputar dan ekploitasi  Kekerasan, Eksplorasi  terhadap bahan mentah , Perusakan lingkungan hidup pun masssif terus dilakukan. Ketika proses tersebut berhenti, maka terompet krisis Kapitalisme dan kekerasan Sistem pun diterapkan .Pola produksi dari kapitalisme yang bersifatBrutal, Vandals, arogan,  anarkis, Menjajah dan eksploitatif  memang telah membuat dunia terjajah di semua lini , sedang berada pada titik nadir. Berbagai kelangkaan terhadap bahan-bahan sumber daya alam  yang tak terbaharukan baik ;  minyak, batu bara, logam dan bahan tambang yang lain telah semakin mendekat dikala pola kehidupan tetap seperti ini.Â
Maka para generasi penerus kita pun hanya akan menggigit jari karena tak dapat menikmati manfaat dari sumber-sumber kehidupan yang diciptakan dengan gratis oleh bumi kita ini sebagai akibat keserakahan dibalik selimut kompetisi Kapitalisme. Dan hal yang tak pernah terlepas dari proses moda produksi Kapitalisme selain melahirkan kerusakan ekologi dalam arti  sebuah proses proletarisasi dengan cara penyingkiran masyarakat terhadap alat-alat produksinya (primitive accumulation), perampasan hak-hak dasar hidup masyarakat yang hasil akhirnya adalah kemiskinan, penderitaan dan penindasan dan kekerasan. Dari degenerasi kekerasan itu lalu menyasar ke Masyarakat , dan menular ke semua sistem ,
Jika pikiran buruk muncul untuk menghindari kecenderungan tindakan anarkis  penjajahan sistematis, anarkhisme ,  merugikan orang lain , menurut Komang Krisna zaman dwapara mengharuskan pada setiap orang untuk menghapus pikiran buruk dan selalu menumbuhkan pikiran damai titik jika niat buru untuk mencelakakan orang lain muncul dalam pikiran selalu periksa Apakah itu benar atau salah.
Begitupun jika hendak membuat suatu keputusan pernyataan terbuka atau umum semestinya diperiksa dulu Apakah benar atau keliru demikian harapan yang disampaikan agar semua makhluk bisa melihat dan menyatakan mengidentifikasikan diri dengan semua serta mengidentifikasikan kesenangan penderitaannya sendiri diidentikkan dengan kesenangan dan penderitaan semua makhluk sehingga kejahatan bisa di atau Bisa dihindarkan dari dunia ini Demikian harapan yang berjalan dan saya sekali tulisan ini bisa menjadi bahan pemikiran dan SW What country do you do for You  ? what can you do for your country ? Apakah dimaksudkan ini membakar petasan di tangan Apakah tulisan atau pepatah yang sampai sekarang saya utarakan Apabila saya memberikan materi ini masih kurang atau tidak pantas maka
Kekerasan itu menular filsuf Romawi mengatakan bahwa manusia adalah anak keturunan Adam yang tidak bisa menghindarkan diri dari kekerasan pernyataan yang paling dasar adalah rusaknya persaudaraan selama ini semakin parah karena adanya kekerasan seorang ibu tega menjual anaknya ,seorang suami tega membunuh istrinya dan sesame siswa  saling tega membantai Teman dan Yuniornya , semua dilakukan dengan berat  berbagai macam alasan  seperti yang terjadi ; sesama pelajar saling bentrok mahasiswa saling baku hantam senior menganiaya Yunior dalam institusi perguruan tinggi IPDN Bogor Jatinangor, Sumedang Jawa Barat pernah terjadi Agresi merupakan penyaluran bakat Seseorang tak bisa mengajar udara kosong selain menyalurkan hasrat kekerasannya kepada benda atau orang bisa saja seorang atasan tanpa punya kesabaran saat di kantor mempraktekkan kekerasan kepada anak buah dengan mencampurkan tangankan di dalam rumah tangga anak istri pembantu acap kali menjadi penyaluran kekerasan itu dalam skala kecil keluarga menjadi pilihan terdekat untuk penyaluran kekerasan KDRT dari keluarga dan alisasi kekerasan dimulai seorang anak melihat kekerasan anaknya terhadap pembantu atau istrinya maka dalam benak si anak kekerasan itu adalah hal biasa. Dari keluarga berkembang ke masyarakat kita tak pernah tidak perlu heran jika akhirnya kekerasan menjadi penalisasi dan kanalisasi barangkali tidak mengejutkan penelitian sejumlah antropolog bahwa kekerasan judul tumbuh disekitar kita yang religius yang katanya tempat agama ini telah terbukti negeri kita yang religius dikenal amat religius tawuran banyak terjadi tindak kekerasan pemerasan dan pemerkosaan mulai kekerasan dalam rumah tangganya kekerasan dalam negara semangat kekerasan itu disalurkan melalui jabatan negara kenyataannya dalam analisis giral dengan memberikan contohpada  kisah agama terkait kekerasan dan perasaan  takut.
 Sigmund Freud menegaskan Manusia adalah makhluk rendah yang dipenuhi dengan kebencian kekerasan dan agresi titik atas dasar analisis giral menyebutkan kekerasan adalah penyakit menurun menular setiap orang yang terlibat di dalam kekerasan ingin melampirkan melampiaskan kekerasan kepada generasi selanjutnya atau orang lain si "Jono" yang selama itu  melampiaskan dan menularkan kekerasan kepada anak buah , Menjadi pendulum simalakama ,memakan laku baik dan lembut , akan melampiaskan semua penyaluran  kekerasan kepada anak buah ,anak-anak  , kekerasan dalam keluarga dan selalu ingin melampiaskan kekerasan kepada orang lain, baik itu  tetangga,  apakah masih dalam jalur  keluarga ataupun di luar keluarga itu begitu seterusnya dan kekerasan itu melingkar-lingkar berlanjut berjalur menjalur mendarat mengakar dan orang lain yang terkenal berarti telah menyimpan jenis kekerasan itu di bumi kita kita melihat semangat mana puritanisme Di dalam semangat "Ahimsa" Mahatmagandhi , yaitu pemimpin politik spiritual seperti Mahatma Gandhi  mengatakan  "Jangan melakukan kekerasan atau membeda-bedakan suku agama dan demokrasi tanpa membedakan bangsa suku kewarganegaraan agama semua manusia bersaudara" di dalam BhagaVadgita Pasal 6/ 32 titik menyatakan bahwa Yogi yang sempurna selalu mengidentifikasikan diri dengan semuanya mengidentifikasi diri dengan penderitaan dan kesenangan nya sendiri dengan kesenangan dan penderitaan semua makhluk. Tanpa kekerasan berarti kita menghilangkan penyebab faktor penyebab tindakan pemaksaan anarkis premanisme dan sewenang-wenang terhadap siapapun baik dalam pemikiran kata-kata dan perbuatan. dalam kehidupan ini Tiap orang harus bisa memberi landasan berdasarkan segala sesuatu pembedaan atau fisika.
Hal ini penting sekali kita ketahui Karena manusia bertanggung jawab bagi kebaikannya sendiri dan kejahatan yang terjadi dan dilakukannya sendiri yaitu melakukan nya bisa dengan melakukan pedoman priority kemurniaan pusat  kesabaran dan present - pembangunan.
Ketekunan, Menjadi  titik central  dalam pencerminan sifat yang terpenting adalah kemurnian atau pembersihan adalah bentuk dari pada upaya manusia untuk menghindarkan diri dari pencemaran baik itu pencemaran air udara maupun lingkungan akibatnya pikiran manusia juga tercemar kemurnian dapat dicapai dengan mengisi pikiran dengan mengingat ingat dan membaktikan diri kepada Tuhan yang bersih serta mendorong memberi semangat dan memaafkan titik untuk menghindari kecenderungan tindak anarkis yang merugikan orang lain dan kelompok pada zaman kelompok pada zamannya dua para mengharuskan pikiran buruk dan selalu menunggu kan pikiran damai