Penurunan populasi pollinator punya hubungan dengan praktik pertanian intensif, penggunaan pestisida dan insektisida kimia, serta polusi. Parahnya situasi kritis itu, diperburuk dengan pemanasan global.Â
Tetapi bagaimana sebenarnya perubahan iklim memengaruhi penyerbuk?
Perubahan iklim adalah ancaman bagi pollinator, dengan meningkatnya suhu, frekuensi serta intensitas cuaca ekstrem. Hal tersebut memengaruhi sumber makanan dan habitat, kondisi-kondisi penting yang penyerbuk butuhkan untuk bertahan hidup.Â
Ya, bayangkan saja jika rumah dan dapur terganggu, otomatis secara alami, populasi menurun.Â
Dalam Laporan Khusus tentang Pemanasan Global, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan perubahan iklim secara langsung berakibat pada hilangnya habitat serangga.
Perubahan iklim juga mengubah waktu dan ketersediaan tanaman berbunga, menyebabkan ketidakcocokan antara penyerbuk dan sumber makanan mereka.Â
Dalam sebuah studi yang diterbitkan ditemukan bahwa perubahan iklim telah merusak waktu pembungaan, jadi jam biologi (alami) untuk berbunga bergeser.Â
Tanaman lebih cepat berbunga daripada saat penyerbuk aktif sehingga mengakibatkan penurunan penyerbukan.
Nah, dalam beberap kasus yang dipublikasi dalam jurnal Global Change Biology menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan penurunan kualitas nektar, yang merupakan sumber makanan utama bagi banyak penyerbuk.
Hal itu menunjukkan bahwa saat suhu meningkat, kandungan gula dalam nektar menurun, dan kurang bergizi bagi penyerbuk. Akibatnya terjadi penurunan kesehatan dan keberhasilan reproduksi penyerbuk, serta penurunan penyerbukan tanaman.