Populasi manusia diperkirakan akan meningkat dan diikuti oleh pertumbuhan ekonomi dimana permintaan akan bahan bakar juga meningkat.
Sementara itu bahan bakar fosil merupakan sumberdaya yang terbatas sehingga ke depan, dikhawatirkan dapat menimbulkan banyak konflik kepentingan bahkan perang untuk mengamankan pasokan bahan bakar yang adalah sumberdaya terbatas tersebut.
Selain itu, dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil ini tentu meningkatkan emisi gas rumah kaca dan berujung pemanasan global yang saat ini sedang menjadi isu penting saat pemimpin dunia menghadiri KTT.
Untuk mengatasi potensi konflik kepentingan dan menekan laju pemanasan global, beberapa negara mulai mengupayakan penggunaan Bahan Bakar Nabati atau biofuel, salah satunya sawit.
Namun, penggunaan sawit-pun tak lepas dari pro dan kontra seakan tak kelihatan ujungnya. Negara maju kadang terlihat suka merundung (bullying) negara penghasil sawit karena masalah lingkungan, sebab perkebunan sawit menyebabkan banyak deforestasi.
Lantas, adakah alternatif biofuel selain sawit dan sumber nabati lainnya? Jika ada, apa kelebihannya?
Biofuel Alga, Status Terkini dan Masa Depan
Algae merupakan salah satu alternatif biofuel yang jika dibandingkan dengan BBN lainnya, memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara cepat.
Selain itu, sama halnya dengan tumbuhan, dia punya kemampuan untuk menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi O2.