Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kolaborasi Indonesia-Jerman, Harapan Baru untuk Pendidikan Indonesia

19 Juni 2022   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2022   10:42 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menperin RI menyambut Presiden Republik Federasi Jerman dalam kunjungan kenegaraannya di Bandara SOETTA/By Kemenperin/Sumber:asset.kompas.com

Pertama di tahun 2014 saat dirinya menjabat Menteri Luar Negeri Jerman, sementara kali ini adalah kunjungan pertamanya sebagai presiden, Kepala Negara Republik Federasi Jerman sehingga sesuai aturan protokol, disebut kunjungan kenegaraan.

Kedua pemimpin di teras Istana Bogor/Sumber: backpanel.kemlu.go.id
Kedua pemimpin di teras Istana Bogor/Sumber: backpanel.kemlu.go.id

Persahabatan 70 Tahun yang Membawa Harapan 

Entah dari mana asalnya, namun analogi persahabatan negara diserupakan dengan persahabatan individu manusia adalah analogi yang keren dan punya manfaat.

Lewat analogi tersebut, kedua negara bisa mengekpresikan rasa dan gairah untuk saling mendukung satu sama lain.

Kunjungan kenegaraan ini juga bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Usia persahabatan yang sangat lama terjalin.

Di mata Jerman, Indonesia dianggap memiliki kemampuan tersendiri untuk menempatkan diri ditengah konflik geopolitik, kemampuan bertahan terhadap krisis ekonomi dan punya potensi sumberdaya manusia yang mumpuni.

Perjumpaan kedua pemimpin negara dalam lawatan kenegaraan Jerman memberi harapan untuk Indonesia.

Hal ini terlihat ketika dalam diskusi dan diplomasi yang dilakukan sebelum kunjungan Presiden Jerman, ada beberapa capaian yang diperoleh.

Capaian tersebut khususnya dalam bidang pendidikan cukup terlihat, diantaranya ;

Ijazah SMK Diakui di Jerman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun