Pelita itu telah redup
Menutup tugas mulianya menerangi kegelapan dunia
Pelitamu telah habis minyaknya
Minyak yang membakar semangatmu untuk mengabdiÂ
Cahaya itu telah hilang
Ditelan rahasia Ilahi tentang kehidupan dan kematian
Cahayamu perlahan redup
Namun tak padam dalam sanubari muridmuÂ
Engkau pergi dengan gemilang
Gemilang dengan gegap gempita kemenangan
Engkau pergi dengan sorak-sorai
Sorak-sorai kemenangan karena amal bakti yang tulus dan bersahajaÂ
"... namamu akan selalu hidup dalam sanubari ku"Â
Pantaslah engkau disanjung dan dipuji
Pujian tulus atas jasamu mencerdaskan kami
Bak tetesan embun, Engkau menyejukkan kehausan kami akan pengetahuanÂ
Ya Khalik Semesta Alam,
Kami titipkan sang pahlawan dalam kebadian kasih-Mu
Terimalah dia dalam pelukan cinta-Mu
Sebagaimana dia menerima kami dengan ketulusanÂ
Sugeng Tindak Pak,
Sugeng Tindak Pahlawan Pembangun Insan CendekiaÂ
Kampus Biru, 9 Juni 2022Â
Puisi ini didedikasikan untuk dosen kami, Ir. Lagiman, M.Si dosen Prodi Agroteknologi UPN "Veteran" Yogyakarta yang telah berpulang kepada Pemilik Kehidupan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H