Indonesia di tahun 2020 menurut data KLHK menghasilkan sampah sekitar 67,8 juta ton dimana 37 persennya adalah sampah rumah tangga. Minimal sampah tersebut didominasi oleh sisa makanan seperti sisa sayur, buah, dan daging (organik) selain jenis sampah lainnya.
Sampah-sampah organik ini kemudian dikumpulkan pada tempat penampungan sementara yang terdapat di komplek-komplek perumahan kemudian oleh dinas terkait akan diangkut menuju TPA.
Jika sampah-sampah ini terekspos di lingkungan tanpa perlakuan yang tepat, keadaan wilayah di sekitarnya menjadi sangat tidak nyaman bahkan hanya untuk sekedar dilewati.
Sampah selain tak nyaman di mata, juga tak sedap di hidung. Banyak cara digunakan untuk mengatasi bau sampah salah satunya melalui inovasi anak bangsa, seorang mahasiswi Kampus Biru, adik Raina N. Anindhita yang membuat cairan penghilang atau penetral bau sampah dari cairan sampah, dikenal dengan eco lindi.
Apa itu Eco Lindi ?
Sebelum bahas eco lindi itu apa, hal yang perlu diketahui adalah apa itu lindi.
Lindi adalah unsur atau zat yang dihasilkan dari pembusukan sampah dengan bau yang sangat menyengat (Wambrauw & Veronica., 2007), dimana dapat berbahaya bagi lingkungan jika mengandung unsur-unsur limbah B3.
Jadi secara umum, lindi adalah limbah cair dari tempat sampah atau juga air rembesan hujan pada sampah yang mengandung racun, dan bakteri serta patogen yang berbahaya.
Lindi ini terjadi karena adanya air baik dari sampah maupun dari air hujan yang mengisi celah atau rongga tumpukan sampah.
Nah, saat kapasitas air telah berlebih maka ada rembesan air yang keluar dari tumpukan sampah tersebut dan mengandung bahan organik, ion anorganik berkonsentrasi sangat tinggi.
Jadi boleh dibilang bahwa lindi ini adalah cairan yang sudah tercampur dengan bahan-bahan hasil perombakan sampah organik dari limbah rumah tangga.
Lindi atau air lindi ini kemudian dicampur dengan molase yang merupakan hasil dari penggilingan tebu, asam sulfat, dan katalis organik. Campuran larutan-larutan dengan air lindi ini disebut eco lindi.
Bagaimana cara kerjanya menetralkan bau sampah ?
"Air Sampah" Menetralkan Bau Sampah
Sampah memang bau, apalagi sampah organik yang berasal dari sisa makanan. Pernah mencium aroma telur busuk ? atau aroma belerang yang khas ?
Jadi, ketika sampah-sampah organik ini dibuang ke lingkungan, iklim dan bakteri yang ada di lingkungan akan bekerja mengurai sampah.
Panas dan hujan adalah "senjata fisik" alam untuk menghancurkan atau minimal merusak fisik sampah. Saat sampah-sampah itu fisiknya pelan-pelan rusak, bakteri kemudian bekerja untuk mengurainya.
Sampah menumpuk lama-kelamaan menyebabkan terjadinya proses fermentasi. Karena kadar oksigen yang menipis akibat tumpukan sampah, proses penguraian aerobik terhambat.
Apakah perombakannya berhenti ? Tidak juga karena alam ini bekerja sangat ajaib. Banyak sekali jenis bakteri yang  dapat melanjutkan perombakan.
Bakteri sendiri berdasarkan kebutuhan oksigen umumnya dikenal terdiri dari golongan aerob (butuh oksigen), fakultatif anaerob (tumbuh saat ada atau tidak ada oksigen) dan ada anaerob (tanpa oksigen).
Karena kadar oksigen lama-lama menipis, Â golongan aerob berhenti bekerja dan selanjutnya diteruskan oleh bakteri anaerob.
Proses kerja golongan anaerob ini kemudian menghasilkan gas-gas seperti methane, amonia dan H2S atau hydrogen sulfide atau hidrogen belerang (Muspa et al., 2017).
Beberapa literatur menyebutkan, bau sampah dihasilkan dari gas hidrogen sulfida, dan ammonia dimana cemaran dari gas-gas tersebut menyebabkan kualitas udara menurun karena bau yang ditimbulkan serta paparan dalam jangka panjang menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
Bau sampah yang dihasilkan dari aktifitas bakteri tersebut kemudian oleh eco lindi bekerja menetralkannya dengan mengubah protein bakteri agar cepat melepaskan bau. Selanjutnya, larutan ini juga melepaskan amonia dan metan dengan cepat.
Dalam proses dekomposisi sampah, proses penetralan bau secara alami terjadi seiring semakin menuju kestabilan menjadi kompos akan tetapi waktu yang dibutuhkan cukup lama sekitar 8 minggu.
Sehingga dengan larutan inovasi ini bisa jadi solusi, sebab waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 10 menit. Setelah diseprotkan, bau sampah dinetralkan. Bisa jadi karena pengaruh dari katalis organik dan kandungan lain di dalam larutan tersebut.
Di tengah permasalahan sampah yang dihadapi, eco lindi bisa menjadi solusi setidaknya dalam kasus polusi udara. Air sampah (air lindi) menetralkan bau sampah, begitu kira-kira.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H