Bakteri sendiri berdasarkan kebutuhan oksigen umumnya dikenal terdiri dari golongan aerob (butuh oksigen), fakultatif anaerob (tumbuh saat ada atau tidak ada oksigen) dan ada anaerob (tanpa oksigen).
Karena kadar oksigen lama-lama menipis, Â golongan aerob berhenti bekerja dan selanjutnya diteruskan oleh bakteri anaerob.
Proses kerja golongan anaerob ini kemudian menghasilkan gas-gas seperti methane, amonia dan H2S atau hydrogen sulfide atau hidrogen belerang (Muspa et al., 2017).
Beberapa literatur menyebutkan, bau sampah dihasilkan dari gas hidrogen sulfida, dan ammonia dimana cemaran dari gas-gas tersebut menyebabkan kualitas udara menurun karena bau yang ditimbulkan serta paparan dalam jangka panjang menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
Bau sampah yang dihasilkan dari aktifitas bakteri tersebut kemudian oleh eco lindi bekerja menetralkannya dengan mengubah protein bakteri agar cepat melepaskan bau. Selanjutnya, larutan ini juga melepaskan amonia dan metan dengan cepat.
Dalam proses dekomposisi sampah, proses penetralan bau secara alami terjadi seiring semakin menuju kestabilan menjadi kompos akan tetapi waktu yang dibutuhkan cukup lama sekitar 8 minggu.
Sehingga dengan larutan inovasi ini bisa jadi solusi, sebab waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 10 menit. Setelah diseprotkan, bau sampah dinetralkan. Bisa jadi karena pengaruh dari katalis organik dan kandungan lain di dalam larutan tersebut.
Di tengah permasalahan sampah yang dihadapi, eco lindi bisa menjadi solusi setidaknya dalam kasus polusi udara. Air sampah (air lindi) menetralkan bau sampah, begitu kira-kira.
Referensi :