Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kipasan Ekor nan Indah, Namun Akankah Seindah itu Nasibnya?

28 Mei 2022   16:16 Diperbarui: 28 Mei 2022   16:41 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuau kerdil kalimantan (Polyplectron schleiermacheri)/Sumber:birdsoftheworld.org

Meskipun bulunya yang indah, satwa langka ini dilarang untuk dipelihara atau diperjualbelikan. Sayangnya semakin dilarang semakin tertantang untuk diperjual-belikan. Mengapa ?

Penyerahan kuau yang terjerat warga, kemudian dikembalikan kepada BKSDA oleh Kepolisian/Sumber :www.bengkuluinteraktif.com
Penyerahan kuau yang terjerat warga, kemudian dikembalikan kepada BKSDA oleh Kepolisian/Sumber :www.bengkuluinteraktif.com

Ancaman Kepunahan

Sepertinya sudah sering, jika ancaman kepunahan ini dialamatkan kepada aktivitas manusia.

Perambahan hutan, eksplorasi tambang, migas, kebakaran hutan dan perburuan liar adalah faktor-faktor yang menjadi soal penurunan populasi satwa-satwa eksotis dan terancam ini.

Ya, memang betul karena manusia. Jika dihaluskan bahasanya kira-kira bunyinya begini "kepunahan satwa langka diakibatkan oleh aktivitas antropogenik". Tetapi polesan bahasa yang halus itu menunjukkan bahwa air yang tenang menghanyutkan !

Kehalusan bahasa tidak salah jika dipakai dalam suasana yang tepat. Tetapi kehalusan bahasa seolah-olah ingin menutupi sifat bar-bar manusia terhadap ciptaan atau makhluk hidup yang lain.

Dalam beberapa catatan tentang nasib satwa lindung, dalam kurun waktu empat tahun belakangan, nasib satwa-satwa lindung memprihatinkan.

Sudah terusir dari habitatnya, kelaparan karena kehilangan tempat makan, diburu, dan parahnya terkadang mereka harus berhadapan dengan manusia sehingga nasib satwa-satwa tersebut mengenaskan.

Pernah dengar kasus harimau sumatera yang dibantai dan digantung dengan usus terburai di tahun 2018 ? Ketika BKSDA mengharapkan tidak dibunuh, dan nanti dievakuasi setelah dibius oleh petugas balai, namun warga memilih untuk menembak mati harimau itu dan kemudian digantung dengan usus terburai.

Hal yang sama dialami kuau kerdil kalimantan ini. Sekalipun tidak dibantai, tetapi karena keindahan bulunya, mereka diburu dan dijual. Hanya karena keindahan bulunya, bisa bernasib buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun