Nah, dalam pembudidayaan, sepertinya harus diseragamkan cara pandang tentang budidaya cendana jika ingin berhasil. Mengapa?
Sebab sekalipun tergolong hemiparasit, bukan berarti tanaman inang boleh sembarang tanaman. Dalam Berita Biologi, edisi khusus Cendana pemilihan inang harus diperhatikan persyaratan tertentu.
Persyaratan ini antara lain; inang tidak menimbulkan kompetisi dengan tanaman budidaya, inang bertajuk kecil, perakarannya sukulen, mudah tumbuh ketika dipangkas, dan berumur panjang.
Selain itu, untuk pemeliharaan bibit, perlu diketahui bahwa cendana merupakan tanaman kering, yang sangat sensitif terhadap kelebihan air. Dalam istilah budidaya dan juga istilah tanah, penyiraman dapat dilakukan hanya sampai keadaan kapasitas lapang.
Sebagai tanaman yang mampu meningkatkan pendapatan daerah, cendana memiliki banyak manfaat.
Manfaat Cendana
Dalam minyak atsiri cendana atau sandalwood oil, terdapat senyawa yang disebut santalol. Nah, jika diperdagangkan dalam skala global, atsiri cendana kelas wahid minimal harus punya persentase santalol sebesar 90% dari kandungan total minyaknya.
Dengan kata lain, jika cendana yang dibudidayakan akan dijadikan bahan ekspor dalam bentuk minyak astiri, maka perlu dipastikan kandungan santalol-nya minimal 90%. Santalol ini adalah komponen astiri yang menjadi standar utama kualitas produk minyak tersebut.
Sementara itu dari sisi farmakologi, cendana bersifat antibakteri. Infeksi pada saluran urin akibat penyakit kencing nanah dapat disembuhkan akan tetapi harus dengan pengawasan dokter (Blumenthal et al, 1998; Agusta, 2001)
Selain sebagai antibakteri, dalam penelitian lain disebutkan bahwa minyak cendana berpotensi sebagai antikanker kulit (Dwivedi et al, 1997 dan 1999).