Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kenaikan Permukaan Laut dan Potensi Gangguan Layanan Internet

20 Mei 2022   12:13 Diperbarui: 21 Mei 2022   11:12 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Wal-Adhuna yang terendam air laut dari 12 tahun lalu akibat banjir rob di Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (11/8/2021) (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Saat ini hampir semua penduduk Indonesia sudah memiliki telepon genggam. Itu berarti informasi dapat diakses dengan cepat tanpa halangan berarti. Akses informasi yang cepat ini disebabkan karena jaringan internet terkoneksi melalui fiber optic atau serat optik yang terhubung dengan banyak negara di dunia.

Jaringan kabel serat optik menjadi urat nadi internet Indonesia sehingga boleh dikatakan sangat vital keberadaannya. Akan tetapi keberadaan serat optik berhadapan dengan ancaman akibat perubahan iklim, yaitu kenaikan permukaan laut.

Kok bisa ? Apa hubungannya antara kenaikan permukaan laut dengan lumpuhnya kehidupan modern ?

Ilustrasi Kabel Fiber Optik/Sumber:tekno.foresteract.com
Ilustrasi Kabel Fiber Optik/Sumber:tekno.foresteract.com

Pengaruh Air Terhadap Kabel Serat Optik

Serat optik ini dilindungi oleh pelindungnya yang agak kaku, dan terbuat dari bahan yang disebut polietilen.

Pelindung polietilen berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan mekanik. Selain berbahan polietilen, ada juga pelindung berbahan baja yang sama fungsinya melindungi serat ketika ditempatkan pada lingkungan yang kurang bersahabat seperti dasar laut.

Sementara itu, kabel serat optik ini tak luput dari error manusia serta memiliki daya tahan yang termakan usia jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Padahal, air, kelembaban, dan es menyimpan potensi merusak terhadap rangkaian dan saluran serat optik.

Gangguan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut di atas antara lain redaman atau berkurangnya sinyal. Hal ini disebabkan oleh menempelnya molekul air pada retakan-retakan kecil serat.

Selain itu, air dapat menyebabkan gangguan kehilangan sinyal pada sambungan optik-listrik dan juga keruskan serat akibat pembekuan.

Jaringan Fiber Optik Laut/Sumber: https:www.submarinecablemap.com
Jaringan Fiber Optik Laut/Sumber: https:www.submarinecablemap.com

Kenaikan Permukaan laut, dan Gangguan Internet

Jaringan kabel serat optik di Indonesia berasal dari Amerika Serikat dengan Singapura sebagai titik tumpu alur kabel bawah laut.

Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Universitas Wisconsin-Madison dan Universitas Oregon mengungkapkan bahwa ada lebih dari 6000-an kilometer serat optik yang terkubur di Amerika akan terancam oleh kenaikan permukaan air laut 15 tahun ke depan. Itu artinya saluran serat optik tersebut akan berada di bawah air.

Memang jaringan infrastruktur internet ini didesign sedemikian rupa sehingga tahan terhadap cuaca dan air, akan tetapi infrastruktur tersebut tidak dirancang untuk diletakkan di dalam bawah permukaan air (Durairajan, 2018).

Durairajan yang memimpin tim peneliti dari kedua universitas tersebut menyatakan bahwa analisa mereka didasarkan pada kumpulan data statis kenaikan permukaan laut dan kemudian dioverlaping dengan data infrastruktur untuk mendapatkan gambaran resikonya.

Lebih jauh lagi disebutkan bahwa kenaikan permukaan laut ini dapat memiliki faktor lain seperti tsunami, badai, gempa bumi, subduksi pantai yang memberi tekanan tambahan bagi infrastruktur yang sudah  beresiko.

Pusat saraf dan arteri jaringan informasi global berasal dari serat optik yang terkubur atau dibenamkan, pusat data, lalu-lintas jaringan dan titik terminasi (sambungan). Hal-hal tadi memiliki ketahanan yang berbeda dengan kabel bawah laut terhadap air.

Kerusakan pada konektor dan transponder kabel optik dapat terjadi jika permukaan laut naik. Kerusakan ini akibat kondisi air laut yang bersifat korosif.

Karena secara kimia, kandungan klorida dalam air laut sifatnya agresif dan membentuk senyawa asam yang dapat bereaksi dengan baja atau logam lain pada kabel optik tersebut.

Jika demikian maka penyedia layanan ISP utama di Amerika yang banyak digunakan jasa layanannya secara global akan terganggu. Permukaan laut di negara Paman Sam ini diprediksi akan meningkat sekitar 1 feet atau 0,3 meter di tahun 2030 dan menyebabkan 771 POPs dan 235 pusat data akan mengalami gangguan.

Di sisi lain, sebanyak 780 POPs dan 242 pusat data akan tenggelam di tahun 2075 saat air laut naik 4 feet atau setara 1,2 meter.

Sementara itu sebagai negara kepulauan, Indonesia dibayangi oleh kenaikan permukaan laut. Konsekuensinya, lokasi-lokasi di mana jaringan kabel optik ini berada akan ikut terdampak.

Jika demikian, maka semua sistem yang terkoneksi dengan internet bisa mengalami gangguan atau kemugkinan terburuk adalah mati total.

Gangguan internet karena naiknya permukaan laut ini dapat menciptakan kerugian yang cukup besar terhadap kegiatan ekonomi. Sebab di zaman ini, semua sistem perbankan, surat-menyurat, akses media sosial, akses informasi dan penunjang kehidupan modern sudah berbasis koneksi internet.

Itulah gambaran tentang pengaruh naiknya permukaan laut terhadap aktivitas kehidupan modern. Rasa-rasanya semua dampak lingkungan ini adalah akibat dari aktivitas manusia sendiri. Manusia menciptakan dunia modern dan disaat yang sama manusia juga merasakan akibat dari rusaknya lingkungan untuk menciptakan dunia modern tersebut.

***

Daftar Istilah

POPs : Points of Presence merupakan istilah yang menunjukkan bagian infrastruktur terluar dari sebuah ISP yang menghubungkan ISP dengan pelanggan. (Sumber : Referensi 3)

ISP : Internet Service Provider merupakan lembaga yang memberikan layanan kepada konsumen agar dapat mengakses internet. Jaringan yang ditawarkan oleh ISP luas, bisa lokal maupun internasional agar saling terhubung secara global. (Sumber : Referensi 4)

Referensi:

[1],[2],[3],[4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun