Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

ACPHEED: Langkah ASEAN Menghadapi Potensi Pandemi

17 Mei 2022   10:28 Diperbarui: 17 Mei 2022   10:38 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tropical Diseases/Sumber : asset-a.grid.id

Saat awal menyebarnya virus Covid-19 di Wuhan, banyak negara kebingungan dan meraba-maraba bagaimana meng-handle virus tersebut sementara korban terus berjatuhan.

Gambaran kondisi tersebut akhirnya menjadikan semua negara mengambil pelajaran berharga untuk mempersiapkan semacam sistem peringatan dini untuk memberi alarm bagi sebuah negara menghadapi resiko dari munculnya penyakit atau virus baru di masa mendatang.

Lebih kurang itulah yang ditangkap ketika melihat berita kesepakatan antara Menteri-Menteri kesehatan ASEAN yang bertemu di Bali dalam ASEAN Helath Ministers Meeting and Related Meetings (AHMM) ke 15 di Bali.

Kesepakatan yang dicapai adalah pembentukan Pusat Kedaruratan Kesmas dan Penyakit Menular ASEAN, semacam CDC-nya Amerika.

Gambar sebagai Ilustrasi ACPHEED /Sumber :jaif.asean.org
Gambar sebagai Ilustrasi ACPHEED /Sumber :jaif.asean.org

Apa itu ACPHEED ?

ACPHEED merupakan akronim dari ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases yang merupakan pusat kerjasama ASEAN di bidang kesehatan masyarakat untuk menghadapi kemungkinan terjadinya outbreak.

Pembentukan ini memang perlu mengingat situasi perubahan lingkungan yang berpeluang memunculkan varian-varian virus baru yang mudah bermutasi dan mengancam kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Sehingga keputusan mendirikan pusat kedaruratan kesehatan ASEAN sudah tepat dilakukan. Pendirian ini berdasarkan pada 3 pokok utama yaitu surveilans, deteksi dan respon. Selain itu ada juga manajemen resiko untuk nantinya digunakan saat terjadi outbreak.

Dari segi pembiayaan, ACPHEED menjadi tanggungan bersama negara anggota dan juga negara-negara pendonor lainnya. Salah satu yang menyatakan dukungannya adalah Jepang.

Pusat kesehatan ASEAN ini menunjukkan kemampuan dan kapasitas ASEAN sebagai organisasi negara-negara Asia Tenggara untuk menghadapi potensi ancaman pandemi masa mendatang apalagi wilayah tropis ASEAN dikenal memiliki infeksi tropis beberapa penyakit menular berbahaya.

Tropical Diseases/Sumber : asset-a.grid.id
Tropical Diseases/Sumber : asset-a.grid.id

Infeksi Tropis

Pernah dengar Infeksi Tropis ? terminologi ini sangat lekat dengan infeksi penyakit di wilayah tropis. Sebagai organisasi Negara-Negara Asia Tenggara, wilayah ASEAN umumnya masih di sekitar khatulistiwa sehingga secara keseluruhan iklimnya masih sama.

penyakit-penyakit di wilayah tropis dikenal sangat menular baik lewat droplet ataupun perantara (vector). Infeksi tropis merupakan momok yang menakutkan bagi para pelancong dari negara barat sebab kondisi iklim yang berbeda juga menyebabkan penyakit yang berbeda pula.

Beberapa infeksi tropis yang ditakutkan adalah demam berdarah, malaria, leptospirosis, tuberculosis dan penyakit lainnya.

Penularan penyakit ini membuat kewalahan dokter-dokter negara barat ketika ada wisatawan yang pulang membawa penyakit ini ke negara asal.

Kondisi tersebut bisa menjadi "keuntungan" bagi perkembangan ilmu kesehatan di wilayah ASEAN lewat riset-riset lanjut jika Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN didirikan.

Sebab, tak menutup kemungkinan suatu saat terjadi permasalahan kesehatan serius yang mengancam dari penyakit tersebut.

Covid-19 Ketika Pertama Kali Menjadi Pandemi/Sumber: dinkes.denpasarkota.go.id
Covid-19 Ketika Pertama Kali Menjadi Pandemi/Sumber: dinkes.denpasarkota.go.id

Potensi Ancaman Penularan Penyakit Baru

Umumnya, kondisi iklim seperti kelembaban dan sanitasi mempengaruhi perkembangan mikroba sumber penyakit untuk berkembang.

Sebagai negara-negara berkembang, permasalahan air dan sanitasi masih dihadapi negara-negara ASEAN. Data USAID lima tahun terakhir menunjukkan bahwa dari semua anggota ASEAN, Indonesia masih memiliki masalah tentang sanitasi dan akses terhadap air.

Sementara itu, Jika kita menonton tayangan-tayangan edukatif di salah satu platform media sosial yang menayangkan video-video, banyak sumber-sumber penyakit yang memiliki kemampuan ketahanan yang kuat terhadap antibiotic dengan dosis tinggi.

Perubahan pola konsumsi masyarakat, perubahan iklim, dan kebiasaan meng-handle obat sisa yang tidak terpakai, menyebabkan kondisi lingkungan terganggu.

Obat-obatan yang terbuang di lingkungan tanpa penanganan khusus menyebabkan bakteri, mikroba lainnya dan sumber-sumber penyakit yang ada di lingkungan akhirnya kebal. Akibatnya apa.?

Jika demikian, tentu mereka itu semakin tahan terhadap efek obat-obat antibiotic, jadi ketika diberikan obat yang sama, kefektifan obat berkurang jika tidak diberi dalam dosis tinggi.

Ada kekhawatiran tersendiri jika nantinya dosis yang diberikan semakin tinggi, tapi semakin tahan atau resisten pula bakteri serta mikroba penyebab penyakit tersebut. Apalagi seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa virus memiliki kemampuan bermutasi dan proses mutasinya berjalan dengan cepat seperti kasus varian Covid.

Kondisi-kondisi tersebut dinilai memiliki peluang untuk terjadinya masalah penyakit yang berpotensi menjadi pandemi sehingga perlu penanganan dan manajemen penanggulangan resiko terstandard.

Dengan demikian, ASEAN sebagai salah satu organisasi besar di wilayah Asia sudah maju selangkah dalam hal penanganan isu kesehatan. Pendirian ACPHEED diharapakan dapat berkontribusi positif menghadapi potensi ancaman serius di bidang kesehatan di masa yang akan datang.

Referensi :

[1],[2],[3],[4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun