Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pengasaman Air Laut, Kita Tabur Kita Tuai

29 Maret 2022   00:42 Diperbarui: 30 Maret 2022   01:05 2329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Sebagai Ilustrasi/Belle Co/Sumber: Pexels 

"Alam akan tetap menemukan jalan untuk melakukan keseimbangan terhadap dirinya, jadi jangan heran jika saat dia melakukannya, kita akan merasakan dampak"

Perubahan suhu global tidak hanya berdampak pada naiknya permukaan air laut tetapi juga menjadi faktor utama pengasaman laut, sementara laut memiliki kemampuan menyerap karbon selain tumbuhan di daratan.

Karbon dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, termasuk manusia hanya saja emisi karbon lebih banyak disebabkan oleh aktifitas manusia.

Sejak dimulainya revolusi industri, penambahan populasi manusia, bertambahnya kendaraan, pesatnya industri, ekpansi pabrik-pabrik, perambahan hutan dan terjadinya degradasi gambut, emisi karbon meningkat. 

Dari jumlah emisi karbon ke atmosfer tersebut, gas CO2 yang dihasilkan 30 persennya diserap oleh lautan. Saat CO2 diserap oleh laut ada serangkaian reaksi kimia yang terjadi dan menyebabkan peningkatan ion hidrogen (H+)

Bagaimana pengaruh emisi karbon terhadap laut ? apa dampak yang ditimbulkan jika terjadi keasaman lautan ?  

Proses Pengasaman Air Laut/ sumber : https://sustainability.yale.edu/sites/default/files/images/Ocean%20Acidification%20Infographic_800x350.png
Proses Pengasaman Air Laut/ sumber : https://sustainability.yale.edu/sites/default/files/images/Ocean%20Acidification%20Infographic_800x350.png

Kondisi Air Laut dan Penyerapan CO2

Lautan sudah lama dikenal sebagai carbon sink atau penyimpan karbon yang dapat ditukar dengan karbon yang ada di atmosfir. Pertukaran ini dapat terjadi karena CO2 bereaksi dengan air laut.

Ketika bersentuhan dengan air laut, secara kimiawi CO2 akan larut dan membentuk asam karbonat (H2CO3) kemudian dipecah menjadi ion hidrogen yang dilambangkan dengan H+ dan ion bikarbonat (HCO3-) sehingga ketika aktivitas manusia banyak melepaskan CO2 ke udara, maka semakin banyak pembentukan asam karbonat di laut.

Dengan kata lain secara tidak langsung konsentrasi hidrogen akan semakin tinggi padahal kondisi pH lautan umumnya ada di kisaran 8,1.

Sebagai gambaran, pH menunjukaan seberapa besar konsentrasi H+ dalam satu larutan. Semakin rendah nilai pH menggambarkan semakin tinggi konsentrasi H+ dimana skala pH mulai dari 0-14. Pada skala 7, pH dikatakan netral dibawah 7 asam dan diatas 7 kondisinya basa atau alkalin. 

Mengapa perubahan pH ini menjadi sangat serius ?

Jadi pH merupakan skala logaritma sehingga ketika penurunan 0.1 pH unit saja terjadi peningkatan keasaman sekitar 30% (Orr et al., 2005).

Diperkirakan di tahun 2100 terjadi penurunan sampai 0,4 unit pH sehingga bisa dibayangkan nantinya ketika perkiraan itu benar-benar terjadi dampaknya akan sangat merusak. 

Inilah yang menjadi konsern bukan hanya untuk para peneliti tetapi harus menjadi perhatian kita demi kelangsungan generasi yang akan datang.

Coral bleaching on the Great Barrier Reef /The Ocean Agency/Ocean Image Bank /Sumber : https://www.iaea.org/sites/default/files/styles/original_image_
Coral bleaching on the Great Barrier Reef /The Ocean Agency/Ocean Image Bank /Sumber : https://www.iaea.org/sites/default/files/styles/original_image_

Keasaman Air Laut terhadap lingkungan dan Biota Laut

Pengaruh keasaman air laut ini berdampak pada ekosistem yang ada di dalamnya. 

Asam sejatinya sangat korosif, bersifat merusak, sehingga ketika terjadi peningkatan hidrogen di laut akan mengganggu sistem rantai makanan, merusak terumbu karang dan secara tidak langsung mengganggu keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

Sebagai contoh terumbu karang yang sering dijadikan habitat hewan-hewan kecil di laut akan mengalami pemutihan atau bleaching sebab alga yang hidup dan memberi warna alami karang akan mati. 

Pemutihan ini bukan saja dari keasaman laut, namun dalam beberapa studi, ditemukan adanya hubungan antara pemutihan terumbu karang dengan polusi plastik termasuk mikroplastik. 

Kebiasan membuang sampah plastik menyebabkan terjadinya akumulasi mikroorganisme dan bakteri dari limbah tersebut merusak ekosistem laut dan berperan dalam pemutihan karang.

Kematian ini menyebabkan terumbu karang menjadi rusak, sebab penyusun karang dan kerangka rumah beberapa hewan laut lainnya berasal dari karbonat atau umumnya dikenal sebagai kapur.

Dikhawatirkan kapur akan larut jika kondisi lautan terlalu asam. Ketika hal ini terjadi, hewan-hewan kecil yang tinggal di terumbu karang dan yang memiliki kerangka rumah dari kapur menjadi kehilangan tempat tinggal.

Pada dasarnya semua makhluk hidup akan hilang jika habitatnya dirusak begitupun dengan biota laut.

Kehilangan ini juga merusak rantai makanan yang ada. Tempat tinggal hilang, sumber makananpun hilang sehingga kepunahan bisa saja terjadi terhadap beberapa spesies biota laut.

Selain itu keasaman yang tinggi di laut membatasi kemampuan terumbu karang untuk menyusun ulang kembali kerangka luarnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dengan demikian kita sebagai penyebab kerusakan lingkungan seharusnya mulai menyadari bahwa keserakahan kita menyebabkan penderitaan untuk kita sendiri.

Mungkin belum sekarang tetapi bisa saja nanti ketika anak-cucu kita menabur apa yang kita tuai.

Referensi :

[30 persennya], [8.1], [Orr et al], [bleaching], [Polusi plastik], [Kerangka rumah]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun