Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Paludikultur, Bukan Budidaya Biasa (?)

26 Maret 2022   01:04 Diperbarui: 24 Juni 2022   22:35 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian Giesen dan Sari (2018) menyebutkan bahwa paludikultur memberikan lingkungan vegetasi yang mampu mencegah kebakaran lahan gambut serta mendukung restorasi gambut lewat proses pembasahan gambut mendekati kondisi alaminya. 

Sistem ini juga mampu memproduksi biomassa sehingga mempertahankan badan gambut, menjaga ekosistemnya serta yang paling penting menjaga serta meningkatkan kemampuannya dalam menyimpan karbon.

Varietas Inpara| Sumber: bbpadi.litbang.pertanian.go.id
Varietas Inpara| Sumber: bbpadi.litbang.pertanian.go.id

Pemahaman Paludikultur dan Pemilihan Varietas yang Adaptif

Paludikultur merupakan sistem budidaya rawa akan tetapi sistem ini dipahami hanya sebagai sebuah pendekatan revegetasi untuk memperbaiki gambut yang terdegradasi sehingga Sari (2018) menyebutkan kesalahan inilah yang sering berujung pada pemilihan vegetasi dan spesies tanaman yang tidak mendukung usaha restorasi gambut.

Tanaman yang tumbuh subur di lahan gambut sering dianggap sebagai bagian dari paludikultur. Tanaman seperti kelapa, kopi, coklat sekalipun dapat tumbuh dengan baik, tetapi bukan tanaman asli yang dapat tumbuh di rawa. 

Tanaman tersebut hanya mampu hidup jika gambut didrainase, sehingga budidaya tanaman dengan sistem drainase bukanlah paludikultur.

Tanaman hortikultura yang tumbuh dengan baik di gambut akan berdampak sama dengan tanaman-tanaman yang disebutkan sebelumnya. Selain bukan tanaman asli rawa, budidaya tanaman tersebut dalam jangka panjang akan menyebabkan banyak masalah pada gambut seperti terjadinya penurunan muka tanah dan tentunya diikuti dengan berkurangnya kualitas bahan organik serta lepasnya karbon ke udara, belum lagi adanya risiko kebakaran sehingga tanaman-tanaman budidaya lahan kering belum tentu sesuai dengan kondisi gambut atau kondisi hidrologi gambut.

Dengan demikian paludikultur merupakan sistem budidaya rawa dimana untuk memanfaatkannya diperlukan tipe-tipe tanaman yang sesuai untuk lingkungannya. Dalam beberapa penelitian terdapat dua tipe tanaman yaitu tanaman asli rawa dan tanaman yang mampu beradaptasi dengan kondisi gambut yang tergenang. 

Untuk tanaman pangan selain sagu, Balitbangtan telah memperkenalkan empat varietas padi Inpara atau Inbrida padi rawa sebagai alternatif tanaman budidaya lahan gambut.

Akan tetapi, penggunaan varietas padi rawa tidak serta merta bebas dari penambahan input untuk menunjang kesuburan gambut yang miskin hara sehingga penambahan input perlu dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun