Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Libur Telah Tiba, tapi Ada Harapan yang Diperjuangkan

30 Oktober 2020   19:29 Diperbarui: 30 Oktober 2020   19:36 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi libur panjang/Sumber: tintahijau.com

Bagi pelajar mahasiswa dan peserta didik lainnya, belajar dari rumah adalah keharusan, sampai-sampai terdengar banyak yang mengalami tekanan psikologi akibat banyaknya tugas dan kurangnya interaksi dengan teman sekelas.

Padatnya aktivitas yang serba dari rumah itu, membuat bosan dan jengah. Sebagai orang dewasa kebosanan itu mempengaruhi diri, apalagi untuk anak-anak.

Pilihan yang sering diambil ya liburan, menjauhkan diri dari rutinitas yang itu-itu saja, mencoba hala-hal baru dan berharap mendapatan hobi baru selama perjalanan liburan.

Liburan identik dengan tempat atau lokasi yang recommended. Bicara tentang rekomendasi tempat liburan, Jogja masih menyimpan sejuta lokasi untuk menghabiskan liburan. Berbagai macam tema tempat liburan boleh dikatakan ada.

Bertema adventure, ya Merapi pastinya, kalau yang bertema alam apalagi, tempatnya banyak sebut saja hutan pinus Mangunan, tebing breksi di daerah Prambanan sana, ada lagi yang bertema Jepang.  Ini spot baru setidaknya yang belum saya kunjungi.

Ada semacam mitoslah kalau boleh disebut demikian bahwa, ketika pernah belajar di kota Jogjakarta, tentu satu kali kelak akan kembali berkunjung, entah urusan pekerjaan atau hanya sekedar jalan-jalan bernostalgia. 

Bukan saja karena banyak lokasi wisata tetapi lebih kepada suasana Jogja yang menyimpan rasa disetiap sudut kotanya.

Taman bunga sakura Jogja/Sumber: arenawisata.co.id
Taman bunga sakura Jogja/Sumber: arenawisata.co.id

Sedikit beropini bahwa sekalipun ancaman virus ini belum hilang, orang butuh makan, ekonomi harus jalan biar daya beli masyarakat kuat. Butuh makan tentu perlu uang, kalau perlu uang, harus ada pekerjaan.

Kita semua tahu bahwa pendapatan salah satu daerah istimewa di negeri ini ditopang dari pariwisata, semua warga menggantungkan hidup dari usaha yang berhubungan dengan pariwisata.

Bisa dibayangkan misalnya penerapan PSBB ketat dilakukan, nasib banyak orang ada di ujung tanduk. Beruntungnya masyarakat Jogja ini disiplin dan patuh. Sistem monarki yang sudah ada ratusan tahun sebelum Indonesia merdeka ini membuat titah raja betul-betul diikuti rakyatnya.

Mungkin faktor peradaban yang sudah terbentuk ratusan tahun ini membentuk karakter masyarakatnya untuk disiplin, sehingga keputusan yang diambil sultan dilaksanakan dengan baik tanpa protes warga.

Sayangnya liburan panjang kali ini mungkin tidak berlaku bagi kami mahasiswa program pascasarjana di salah satu kampus negeri di kota pelajar.

Sekalipun belajar dari rumah, tetap saja untuk beberapa teman yang sudah ada di Jogja jauh sebelum pandemi ini merebak, tidak bisa merasakan euforia libur panjang.

Katakanlah selangkah saja lokasi-lokasi liburan itu dapat dijangkau dengan kendaraan, tanpa perlu membeli tiket pesawat atau kereta, mengurus "passpor" non reaktif Covid-19, dan memesan kamar hotel untuk menginap. Pendek kata tidak mengeluarkan biaya besar.

Liburan panjang kali ini harus kami sampingkan karena bertepatan dengan waktu ujian tengah semester. Peralihan strata dan perbedaan kampus sebelumnya membuat kami harus mampu menyesuaikan diri dengan dunia baru dalam pendidikan lanjut ini.

Banyak hal baru yang harus diadaptasi sehingga kesempatan merencanakan liburan ditunda. Beberapa yang sudah menikah mungkin merencanakan liburan dengan keluarga, yang belum menikahpun pasti ada hal yang direncanakan untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat.

Tulisan ini bukan berarti merengek minta libur, atau bersikap manja karena ujian tetap dilaksanakan ya, sekali lagi bukan. Kami paham betul bahwa ada hati yang harus diperjuangkan, ada masa depan yang menunggu untuk segera diaminkan sehingga tidak mengapa sedikit pengorbanan dilakukan untuk segera menjemput masa depan itu.

Salam hangat para pejuang masa depan :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun