Menyongsong hari Sumpah Pemuda besok, saya ingin berbagi tentang hal-hal yang dipetik dari kegiatan bakti sosial anak muda yang ada dalam wadah Angkatan Muda GPM (AMGPM) Ebenhaezer Saumlaki.
Kegiatan bakti sosialnya berupa pemeriksaan kebidanan untuk Ibu-Ibu dan Wanita, pemeriksaan THT oleh spesialis THT untuk anak-anak dan orang dewasa serta pembagian obat-obatan gratis di desa Lermatang, Kecamatan Tanimbar Selatan.
Tak Pandang Latar Belakang
Lermatang merupakan desa yang penduduknya terdiri dari beragam dedominasi gereja yaitu GPM (Gereja Protestan Maluku), GKPII (Gereja Kristen Protestan Injili Indonesia), dan GSJA (Gereja Sidang Jemaat Allah). Sekalipun demikian, kehidupan masyarakatnya selalu rukun dan hidup berdampingan secara damai.Â
Kegiatan pelayanan kesehatan ini memang dimotori oleh pemuda GPM namun dalam pelaksanaannya dilakukan untuk seluruh masyarakat tanpa memandang latar belakang mereka.Â
Apapun dedominasinya pelayanan kesehatan dan pengobatan dilakukan dengan baik untuk semua.
Layanan kesehatan ini dilakukan mengingat jarak rumah sakit daerah yang jauh, selain itu Pustu yang ada terkadang kewalahan melayani masyarakat, sehingga atas inisiatif Angkatan Muda GPM Ebenhaezer Saumlaki, dilakukanlah kegiatan tersebut.Â
Karena pada hakekatnya sebagai manusia, siapapun yang memerlukan bantuan tentu akan ditolong.
Memberi dari Kekurangan
Gotong royong yang dalam sebutan lokal disebut baku sorong bahu adalah warisan turun-temurun orang Indonesia. Sebutan boleh beda tetapi tidak mengaburkan semangat bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.Â
Semangat bekerja bersama ini mulai terlihat ketika memikirkan bagaimana mendapatkan obat-obatan dan tenaga kesehatan, guna kegiatan dimaksud.
Untuk tenaga kesehatan sendiri mulai dari tenaga bidan, dokter umum dan spesialis, beberapa diantaranya adalah kader AMGPM sendiri, sehingga secara sukarela mereka bersedia membantu. Selain itu beberapa dokter dari IDI Saumlaki-pun ikut membantu dengan sukarela.
Kalau harus jujur harga obat-obatan tidak murah, karena biaya trasnportasi untuk membawa obat dari Surabaya atau dari Pulau Jawa ke Saumlaki harus diperhitungkan juga oleh pemilik apotek, dimana nantinya biaya transport tersebut dibebankan kepada pembeli. Sehingga harga obat memang cukup mahal.
Tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan, dengan banyak kepala yang memikirkan, jadinya obat-obatan itu sebagian disumbang tidak dibeli, sebagian mungkin disubsidi bersama dari patungan semua anggota.Â
Perlu diketahui bahwa anggota AMGPM Ebenhaezer ini tidak semua berasal dari kalangan ekonomi yang lebih. Tidak semua berstatus pegawai negeri, swasta atau tenaga kontrak daerah.Â
Pada umumnya profesi sebagai nelayan dan petani dijalani, itupun subsisten. Adapula yang hanya berprofesi sebagai supir dan ojek sehingga, sebagian pendapatan mereka yang berasal dari penghasilan harian, disisihkan untuk disumbangkan atau dikumpulkan.
Dari keterbatasan yang mereka miliki, digunakan untuk membantu sesama mereka yang membutuhkan. Pikiran bahwa mereka masih bisa memberi dari kekurangan inilah yang bagi saya sendiri adalah hal luar biasa.
Pemuda yang humanis bukan berarti harus melakukan hal-hal yang besar atau harus diakui secara internasional tentang kegiatan kemanusiaan yang dilakukan.Â
Pemuda yang humanis dapat dimulai dari langkah kecil dengan peka dan responsif tentang keadaan riil di masyarakat.Â
Membantu meringankan beban masyarakat dengan aktivitas sosial berskala kecil seperti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pemuda Ebenhaezer inipun termasuk aktivitas kemanusiaan yang sederhana, dimana peran serta pemuda betul-betul dirasakan manfaatnya.Â
Jangan tunggu bantuan pemerintah, karena terkadang tangan pemerintahpun pendek untuk menjangkau ratusan juta jiwa penduduk yang tersebar di seluruh wilayah negara ini.Â
Tak ada salahnya sebagai insan yang mandiri, inisiatif dan eksekusi dapat dimulai dari kalangan pemuda sendiri untuk membantu memecahkan permasalahan di masyarakat.
Injili yang dimaksudkan adalah menerapkan nilai-nilai kasih. Jadi tujuan dalam aktivitas bakti sosial ini adalah untuk menolong mereka yang membutuhkan bukan dengan tujuan mengajak orang berpindah keyakinan atau aliran kepercayaan-nya.Â
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, adalah kunci penting karena dengan demikian membantu orang yang membutuhkan pertolongan sekali lagi adalah sebuah kewajiban untuk dilakukan, tanpa memandang siapa dia.Â
Selamat Menyongsong Sumpah Pemuda..
Salam Hangat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H