Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Paham dan Setuju!

2 September 2020   23:50 Diperbarui: 2 September 2020   23:47 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : economy.okezone.com

Polemik lagi nih, disaat pandemi kok bioskop buka ? ya buka saja to, bosan juga di rumah terus, sebagian lagi anjay, dah tau lagi pandemi kok nekat ? well, semua orang dijamin kebebasanya untuk berpendapat, termasuk respon warga +62 terhadap rencana pembukaan bioskop.

Sehubungan dengan hal tersebut, kalau ditanya apa pendapat-mu ? dengan jelas dan tegas jawaban saya BUKA.!! orang juga butuh makan, kalau butuh makan perlu uang, kalau mau uang harus kerja. kalau kerja harus ada pekerjaan. 

Tenang, jangan panas dulu, toh juga ini pendapat saya, sebelum berpendapat, sudah tentu ada alasan yang cukup kuatlah kira-kira untuk mendukung pendapat tersebut dan belum tentu juga orang akan ikut pendapat saya. Sebelum dibahas lebih jauh alasannya, berikut saya berikan beberapa fakta tentang Covid-19 di Indonesia.

Fakta Tentang Covid-19 

Data per 2/09/20 dari Satgas Penanganan Covid-19 dikutip dari website-nya, terdapat penambahan sebesar 3.075 kasus baru sehingga total yang terkonfirmasi 180.646. Fakta berikutnya adalah terjadinya mutasi virus dari D1614 menjadi G1614. 

Mutasi ini menyebabkan kemampuannya menginveksi sangat cepat tetapi sekalipun sangat infeksius, bukti keganasan varian baru ini terhadap tingkat keparahan pasien belum ditemukan, (dikutip dari cnbcindonesia.com edisi 01/09/2020).

Sumber : Kompas.com/ilustrasi penerapan protokol kesehatan di bioskop
Sumber : Kompas.com/ilustrasi penerapan protokol kesehatan di bioskop

Bioskop itu "Nyawa" Bagi Orang Lain

Tadi di awal saya sempat bilang ada alasan setuju kalau bioskop buka kan ? nah menurut saya bioskop itu sama saja dengan kerjaan kantoran lainnya. Sudah pasti punya pekerja, mereka punya keluarga, mungkin juga mereka satu-satunya tulang punggung keluarga. Menjaga dapur tetap berasap dan meja tetap ada hidangan adalah tanggungjawab. Mau makan apa keluarganya kalau tetap ditutup. Tidak adil kalau kantor lain masuk, bioskopnya enggak dibuka kasihan para pekerja, mau hidupin keluarga bermodal 600k/bulan cukup berat.

Saat seperti ini semua orang terkena dampak ekonominya tak terkecuali pekerja bioskop. Dengan adanya rencana pembukaan ini menjadi angin segar bagi mereka agar pelan-pelan bisa kembali bangkit dari tekanan ekonomi. Kalau ada kekhawatiran terhadap adanya cluster baru akibat pembukaan ini, toh di tempat lain juga ada kok. Jadi kesimpulannya dimanapun tempatnya, kemungkinan penyebaran dan infeksi bisa terjadi kalau begitu kenapa dipersoalkan pembukaan bioskop sedangkan perkantoran lain tetap dibuka. 

Sumber : lifestyle.bisnis.com/ilustrasi new normal
Sumber : lifestyle.bisnis.com/ilustrasi new normal

New Normal atau Kenormalan Baru  

Saat pandemi tiba di Indonesia, pemerintah seolah-olah meraba-raba pada awalnya bagaimana menangani penyebaran penularan. Sebab kasus pandemi dilaporkan terakhir kali terjadi kira-kira ratusan tahun yang lalu.

Dan saat itu Indonesia belum merdeka (liputan6.com/sejarah pandemi virus di Indonesia sebelum Covid-19) kemudian setelahnya muncul kasus yang sempat gempar adalah SARS, tapi cepat dikendalikan sehingga semacam protokol kepada masyarakat terhadap penyakit menular berbahaya saat itu belum ada atau tidak tersosialisasi dengan baik. Barulah dengan pandemi ini, diumumkan penerapan protokol kesehatan dan mengampanyekan tatanan kenormalan baru atau new normal.

Berkaitan dengan masalah bisokop tadi, sudah pasti pengelola atau asosiasi pengelola telah menerapkan standar protokol kesehatan dalam pelayanan jasa mereka. 

Tujuan dari kenormalan baru kan untuk membiasakan cara-cara baru yang sama sekali belum pernah dilakukan agar bisa hidup "berdampingan" dengan covid-19, seperti "berdampingan" dengan HIV yang sampai sekarang belum ditemukan vaksinnya, tanpa menyampingkan keganasan dari "mereka" berdua tentunya.

Berkaitan dengan kenormalan baru dan protokol kesehatan, perkantoran lain telah menerapkannya, pegawai-pun beraktivitas seperti biasa kenapa bioskop mau buka harus dipersoalkan ? kan sama saja dengan perkantoran lain.

Untuk penerapan potokol dan new normal ini, ada pesan yang ingin saya sampaikan kepada para pengelola bisokop. Kalau memang menerapkannya, betul-betul dipegang janjinya loh. Sebab berdasarkan pengalaman pribadi saya, ketika berkunjung ke Surabaya beberapa waktu lalu, menumpang salah satu jenis transportasi (tidak saya sebut nama moda transportasinya). 

Dalam krtiterianya disebutkan harus jaga jarak, cuci tangan dan sebagainya. Masalahnya saat mau cuci tangan, wehh dalah talah, airnya enggak ada. Pas ditanya ke petugas malah ybs ngakunya enggak tahu apa yang bermasalah. is..is..issss. 

Sedangkan untuk penikmat bioskop, jangan keras kepala please, tetap jaga jarak dan perhatikan betul protokolnya, selain memproteksi diri, kita juga membantu dokter, relawan dan petugas medis lainnya sehingga bersama-sama battle virus ini. 

Sumber : minews.id/gambar hanya ilustrasi
Sumber : minews.id/gambar hanya ilustrasi

Bukan Bioskop Tingkatkan Imun

Sebagai manusia yang full dengan rutinitas serba at atau from home tak ayal bikin mumet butuh disegarkan, butuh dicharge dengan rekreasi, atau sekedar hangout, bioskop bisa jadi salah satu pilihan. 

Menonton di bioskop paling tidak cukup menghemat kantong karena hanya beli karcis jika dibanding layanan streaming yang ujung-ujungnya butuh kuota internet. Eman-eman kuotanya bisa digunakan untuk meeting online atau hal lainnya yang produktif.

Dengan pergi ke bioskop (tentu menerapkan protokol) setidaknya kita mengelola tingkat stress akibat rutinitas harian yang melelahkan. Selain itu dalam perjalananpun kita bisa menikmati keindahan taman kota. Pengelolaan stress yang baik, dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh.

Dalam masa pandemi ini imun sangat perlu dijaga. Menurut halodoc.com, stress yang berkepanjangan memicu peningkatan hormon kortisol. Hormon ini dapat menurunkan sistem imun tubuh sehingga gampang sekali terserang penyakit. Dengan beroperasinya bisokop nanti, bagi pencinta film-film layar lebar, tentu sangat menggembirakan sekaligus menjadi sarana untuk mengelola tingkat stress yang ada. 

Dengan pengelolaan stress yang baik sudah tentu tingkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit, jadi bioskop bukan tingkatkan imun tapi bioskop mampu menjadi sarana pengelolaan stress sehingga imunitas tubuh tetap terjaga.

Sebagai penutup, kesan bahwa pembukaan bioskop bisa menjadi cluster baru penyebaran covid-19 belum tentu benar, sebab masalah penyebaran ini sangat bergantung dari tanggungjawab serta kepatuhan individu dalam menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Selain itu, bukankah untuk bertahan dalam kondisi ekonomi akibat pandemi ini sangat tergantung dari daya beli masyarakat? 

Kalau semua tutup, ya peredaran uang sulit. Inilah alasannya beberapa kali Presiden berkeras segera semua kementrian membelanjakan anggarannya agar peredaran uang di masyarakat juga lancar, dengan begitu ekonomi bisa pelan-pelan tumbuh, minimal bertahan begitu kira-kira.

Dari penjelasan dan cerita ini sudah tau dong, kalau terealisasi apa pilihan saya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun