Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tenun Tanimbar, Budaya yang Tak Hilang oleh Zaman

29 Agustus 2020   14:57 Diperbarui: 29 Agustus 2020   14:45 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi pribadi, seragam tenun para guru SD. Negeri 1 Saumlaki

Sumber : Dokumentasi pribadi, seragam tenun para guru SD. Negeri 1 Saumlaki
Sumber : Dokumentasi pribadi, seragam tenun para guru SD. Negeri 1 Saumlaki

Dengan berkembangnya teknologi, terjadi pergeseran dalam masyarakat. Umunya hal ini disebabkan karena tingginya aktivitas penggunaan internet. Dalam rilisnya, HootSuite  dan agensi We Are Social, menyebutkan sebanyak 64 persen penduduk Indonesia telah terkoneksi internet. Artinya dari 272 juta penduduk Indonesia sebanyak 175aan juta telah menggunakan internet. Sedangkan penggunaan media sosial mencapai 59 persen dari total jumlah penduduk. Pergeseran kehidupan sosial akibat pengaruh media sosial terlihat dari perilaku konsumtif kita, khususnya anak muda. Data dari Bapennas menyebutkan sebanyak 63 juta milenial memiliki perilaku konsumtif akibat tingginya aktivitas internet.

Perilaku konsumtif membuat kita untuk lebih mudah membeli barang tertentu berdasarkan apa yang diinginkan bukan yang dibutuhkan. Perilaku inipun membuat kita malas untuk lebih produktif. Misalnya saja saat ini minat milenial untuk mempelajari teknik menenun sangat rendah. 

Pengrajin tenun Tanimbar didominasi oleh ibu-ibu beberapa diantaranya sudah sepuh, sehingga jika tidak diperhatikan regenerasi, kedepan tradisi ini akan hilang digerus modernisasi. 

Beberapa upaya telah dilakukan untuk menumbuhkan minat bagi generasi muda, misalnya bekerja sama dengan desain untuk menggabungkan eksotisme tenun Tanimbar dengan fashion modern seperti dikutip dari okezone.com jadi bukan cuma itu-itu saja model tenunannya. Harapannya dengan kerjasama ini membangkitkan perekonomian pengrajin, sehingga menarik minat generasi muda untuk menekuni tradisi ini. 

Pemakaian tenun dalam upacara kenegaraan atau acara besar daerah juga merupakan ajang promosi sekaligus menjadi sumber pundi-pundi bagi pengrajin tenun. Kualitas dan kecantikan tenun ini tidak kalah dengan kualitas barang impor lainnya. Dengan kemajuan teknologi yang ada, pemasaran produk inipun mulai dikenal. Tak jarang, beberapa platform jaul-beli online dimanfaatkan pengrajin untuk memamerkan hasil kerja agar dikenal masyarakat Indonesia secara luas. Tenun Tanimbar bukan hanya kebanggaan masyarakat Tanimbar tapi juga kebanggaan Indonesia.

Tenun Tanimbar dari abad ke-3 sampai sekarang selalu ada, tugas generasi sekarang untuk tetap mempertahankan budaya dan tradisi ini agar tetap ada meskipun terjadi perubahan dalam segala lini kehidupan. Zaman boleh berubah, generasi boleh berganti tetapi budaya dan tradisi harus tetap ada agar keindahannya dapat dinikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun