Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tenun Tanimbar, Budaya yang Tak Hilang oleh Zaman

29 Agustus 2020   14:57 Diperbarui: 29 Agustus 2020   14:45 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada zaman itu, gading gajah merupakan harta yang mahal harganya karena gajah tidak ditemukan di seluruh wilayah Tanimbar. Sehingga ketika memiliki gading gajah merupakan pride tersendiri untuk pemiliknya. 

Namun seiring berjalannya waktu dan barang-barang adat tersebut menjadi langka, apalagi jika pernikahan adat Tanimbar berlangsung di kota-kota besar, pemberian seserahan dikonversi ke barang lain seperti sopi umumnya diganti dengan bir, tenun bisa diganti kain batik, kemeja atau umumnya dalam jumlah uang tertentu.

Awal mulanya tenun mulai dikembangkan pada sejak abad ke-3. Bahan-bahan yang digunakanpun menggunakan material berat dan kaku serta pewarnaannya menggunakan bahan alami sehingga warna yang dihasilkan umumnya berwarna gelap atau tua. 

Bagi masyarakat Tanimbar, tenun memiliki makna sakral. Dikutip dari detik, tenun dianggap sebagai amanah dari Ratu/Ebo/Ubilaa (TUHAN dalam bahasa lokal) sehingga ketika seseorang diberikan tenun, sangat pantang jika tenun tersebut diberikan kepada yang lain. Dianggap tidak bisa menjaga amanah.

Motif Lelemuku. Sumber : Facebook.com
Motif Lelemuku. Sumber : Facebook.com

Motif Tenun Tanimbar

Tenun Tanimbar memiliki berbagai macam motif. Motif-motif ini merupakan warisan dari leluhur sampai generasi sekarang. Diilhami dari keindahan alam seperti motif Lelemuku (Dendrobium phalaenopsis ) yang melambangkan keagungan, kecantikan dan keuletan. 

Motif tenun dalam proses identifikasinya ditemukan lebih kurang 47 motif dikutip dari beritagar.id. Selain Lelemuku ada juga motif  Sair yang berbentuk bendera, melambangkan semangat dalam berkarya, mempertahankan identitas dan membela serta melindungi perempuan. Karena perempuan untuk masyarakat Tanimbar adalah pemberi hidup, sebab melahirkan generasi-generasi penerus. Sehingga kedudukan perempuan sangat dipandang dalam kultur masyarakat. Jadi jangan heran kalau misal banyak anak laki-laki Tanimbar sangat menghormati dan menyayangi Mama dan Usi (kakak perempuan) atau Ade Nona (adik perempuan) mereka. 

Selain itu ada juga motif Tunis yang berbentuk seperti mata atau anak panah, motif Wulan Lihir (bulan sabit), Matantur atau tulang dengan ciri khasnya berwarna biru menggambarkan potensi sumber daya laut Tanimbar yang luas dan indah

Ada juga motif Temar Akar, Ular Fangat (liung atau ular cincin), Eman Matan Lihir yang menggambarkan tanggung jawab wanita dalam menyiapkan kebutuhan rumah tangga, motif Ulerati yang berbentuk ulat-ulat kecil mengandung filosofi tentang metamorfosa ulat sebagai bagian dari proses alami kehidupan.

Pride-nya Tanimbar  Pride-nya Indonesia  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun