budaya tak benda. Dengan adanya pengakuan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya akan keberagaman budaya.
Peningkatan minat terhadap kain-kain tradisional dumlai ketika di tahun 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisanKalau Jogja dan Pekalongan dikenal dengan batiknya, Saumlaki-pun sebagai kota yang baru berkembang dengan terbentuknya Kabupaten Kepulauan Tanimbar memiliki daya tarik tersendiri dibidang kain tradisional yaitu Tenun Tanimbar. Tenun ini bukan hanya ada di Saumlaki, tetapi di wilayah yang ada disekitarnya seperti Selaru.Â
Menenun bagi masyarakat yang ada di kedua wilayah ini merupakan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh kaum wanita ketika seluruh pekerjaan rumah tangga telah selesai dikerjakan dan ketrampilan ini diteruskan dari ibu ke anak perempuannya agar kelak ketika menikah, sang anak bisa membantu suami untuk menambah penghasilan keluarga.Â
Makna Tenun Bagi Masyarakat Tanimbar
Dikutip dari beritagar.id umumnya suku-suku di Indonesia, tenun bukan hanya sebagai penutup tubuh, namun memilki peran besar dalam kehidupan mulai dari kelahiran, pernikahan, sampai kematian. Sejalan dengan itu, Wieke Dwiharti  seorang antropolog Universitas Indonesia berpendapat bahwa suku-suku di Indonesia percaya wastra atau tenun memiliki tuah, mulai dari menyembuhkan penyakit hingga menolak sial. Juga sebagai simbol status sosial.Â
Dalam adat masyarakat Tanimbar, tidak dikenal bangsawan atau kasta tertentu. Masyarakat Tanimbar memiliki istilah Lebit Lokat atau emas untuk semua. Sehingga perbedaan status bangsawan atau sistem kasta tidak berlaku dalam kehidupan masyarakat ini.
Sekalipun tidak bersistem kasta dan perbedaan kelas sosial, kekerabatan masyarakat sangat kuat. Bentuk kekerabatan ini dikenal dengan istilah Duan Lolat.Â
de Jonge dan van Dijk (2011), menyebutkan bahwa pelembagaan Duan Lolat terjadi pada proses pernikahan adat dimana predikat Duan diberikan kepada pihak keluarga mempelai wanita (yang akan menikah) sedangkan Lolat diberikan kepada keluarga mempelai pria.
Pihak Duan berkewajiban untuk  kas pake pakean (memberikan pakaian) dan perlengkapannya, termasuk juga bahan makanan berupa beras dan umbi-umbian, kepada pihak Lolat. Sementara Lolat berkewajiban untuk memberikan lauk-pauk seperti daging dan sopi kepada pihak Duan. Barang yang dipertukarkan salah satunya adalah tenun, perhiasan adat dan gading gajah.Â