Yolo (you only live once) jadi nikmati hidupmu ! mumpung masih muda. Sebenarnya yang tadi disebut itu bukan konsep hidup ya enggak semua milenial begitu kok.
Tetapi, menjadi menarik jika "konsep" yolo yang dekat dengan perilaku konsumtif ini diubah ke arah yang positif. Sebelum kesana, saya ingin membahas sedikit tentang apa yang melatar belakangi perilaku ini.Â
Rasa nyaman karena telah mapan secara ekonomi dengan menghasilkan uang sendiri membutakan kita tentang apa tujuan hidup. Toh duit, duit gue terserah dong mau diapain.
So, saat rasa nyaman ini terus dinikmati tanpa berpikir bagaimana nanti ke-depannya, membuat kita ada pada posisi dilema, misalnya mau menikah masih tunggu dulu nabung, karena tabungannya tipis akibat gaya hidup. Nah, perilaku konsumtif ini sangat dekat dengan milenial.
Data Bappenas menyebutkan terdapat 63 juta milenial dengan rentang usia antara 20-35 tahun, memiliki perilaku konsumtif serta aktivitas berbasis digital yang sangat tinggi.
Lebih lanjut, menurut Ben Soebiakto seorang pengamat lifestyle digital yang dikutip dari CNN Indonesia, menyebutkan bahwa perilaku tersebut dipengaruhi oleh budaya digital dan penggunaan internet.
Sehubungan dengan itu, media sosial merupakan salah satu faktor yang berpengaruh  besar terhadap perilaku ini misalnya lihat barang bagus, simpan, screenshoot atau follow akunnya kemudian pas gajian transfer aja, tunggu barang diantar, tanpa harus jauh-jauh dan lama antri. Atau ada kafe baru nih, view-nya asik, pulang kantor nongki deh bareng teman cekrak-cekrik, upload.
Mencegah dampak buruk dari perilaku tersebut, sebagai generasi milenial perlu mempersiapkan rencana finansial masa depan dengan matang. Oleh sebab itu manfaatkan produk keuangan yang ada guna mengamankan masa depan salah satunya melalui investasi.
Dikutip tirto.id sebelum memulai investasi, harus dipikirkan tipe apa yang sesuai dengan kebutuhan dimana jangka waktu, besar keuntungan serta resiko merupakan faktor yang perlu perhatian.
Salah satu instrumen investasi yang perlu dipikirkan adalah saham, karena instrumen ini sedang booming. Tapi bagaimana cara memulainya ? berapa modal yang dibutuhkan untuk memulai investasi ini ? "kan beresiko, boro-boro untung malah buntung." Well, tak kenal maka tak sayang bukan ?, yuk kenali instrumen ini lebih lanjut.