Mohon tunggu...
M dan S Aja
M dan S Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Daddy, Mami beserta cici dan boy tinggal di NZ

Cuma Marcel

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Berawal dari Cari Pengalaman Kerja

7 Agustus 2021   13:03 Diperbarui: 7 Agustus 2021   13:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan pulang dari bank, sehabis mengurus kartu eftposnya si boy (kartu ATM), si boy nanya2 soal kerjaaan. Boy ini memang rajin banget bertanya soal yg berhubungan dng income, pengeluaran, keuangan, pekerjaan n sejenisnya.

"Kalau saya sudah boleh kerja, kerja apaan yah dad?" dia nanya dalam perbincangan kita tadi. Seperti biasa, saya selalu menyarankan jangan kerja di fast food atau hospitality. Karena kalau sudah ada pengalaman kerja di bagian ini, kemungkinan besar akan terus di bagian ini. Si mami di tempat kerjanya banyak anak2 kuliah yang kerja part time atau saat liburan sekolah, makanya mami rajin ngobrol2 dan cari info dari mereka. Salah satu info yang bermanfaat, yaitu kerja volunteer di rumah sakit. Kenapa saya bilang bermanfaat? Karena si boy memang cita2nya mau jadi dokter, syukur2 bisa jadi ahli bedah otak seperti yang dia mau. Kalau ada pengalaman pernah volunteer di rumah sakit, bakal lebih punya nilai saat nantinya di interview saat mau masuk ke bagian kedokteran ini. Soal interview utk masuk kebagian ke dokteran nanti saya jelasin deh kalau ingat.

"Kamu mau kerja di tempat daddy?" saya bertanya ke dia. Tentu saja dia mau. Soalnya dia memang sudah mau punya uang sendiri yang dia bisa pakai untuk beli games atau mainan2 yang dia mau. Selama ini saya sih suka beliin yang dia mau, makanya dia merasa tidak enak kalau minta2 melulu. "Daddy kerjanya jam 5 pagi lho dan pergi dari rumah jam 4:15. Kamu ok nggak?" saya bertanya ke dia. Dia menjawab ok karena memang dia mau sekali bisa kerja, walaupun dia belum genap berusia 15 tahun. "Ok nanti daddy tanyain deh buat nanti liburan December yah" saya kasih tahu ke dia.

Pengalaman kerja. Mami dan saya memang membiasakan cici n boy untuk kerja. Dari kecil mereka sudah terbiasa membantu kerjaan rumah dan saya kasih reward untuk mereka, baik berupa uang mingguan maupun makan di luar atau jalan2 pas liburan. Dari pengalaman membantu kerjaan rumah, otomatis membantu mereka untuk punya sense of belongin (rasa memiliki), kerja sama, tanggung jawab dan observasi. Hal2 ini yang mereka butuhin saat mereka terjun langsung di kehidupan nyata, saat tidak sama mami dan saya lagi nantinya.

Dari pengalaman kerja di rumah, tentunya saya mau mereka juga punya pengalaman kerja di luar rmh. Makanya dulu cici pernah volunteer di perpustakaan, badan amal dan sampai kerja part time di tempat dia sekarang. Nah sekarang saatnya si boy yang harus di ajarin dan bimbing untuk hal ini. Tidak usah mikir soal gaji, yang penting ada pengalaman kerja, ini yang saya selalu bilangin cici dulu dan boy sekarang. Bagus sih kalau bisa menghasilkan tapi yang penting pengalaman itulah yang berharga. Perusahaan atau tempat yang mau menerima volunteer itu baik sekali karena mereka mau mengajari dan menyediakan waktu untuk anak magangnya. Belum lagi resiko kalau2 itu anak magang buat kesalahan.

Dulu waktu saya STM, saya menyari tempat magang sendiri. Pengalaman ini amat sanget berkesan banget untuk saya karena asli tidak ada yg mengajari saya untuk ini. Baru pertama kali menyari tempat magang, saya sudah negosiasi sama pemimpin produksinya untuk bisa menerima semua temen2 saya yang ikut menyari tempat magang saat itu. Saya yang jadi perwakilan teman2 saya untuk menghadap perwakilan dari perusahaaan itu.  Padahal perusahaan percetakan di daerah Cilangkap cuma butuh 4 orang tapi saya meminta supaya bisa menerima 6 atau 8 orang deh. Tahun berikutanya saya tetep jadi perwakilan dari teman2 saya untuk menemui pimpinan dari perusahaan percetakan buku2 Kristen saat menyari tempat magang.

Banyak hal positif yg bisa saya ambil dari pengalaman kerja saat saya masih ABG dulu, nah hal inilah yang saya mau si boy merasakan juga. Sedikit banyak dari pengalaman kerja saat remaja ini bisa membentuk saya dalam melihat dunia kerja yang nyata.

Yang membedakan orang tua dari anak2nya yang kecil ataupun beranjak remaja adalah pengalamannya. Nah pengalaman2 orang tua inilah yang seharusnya bisa di gunakan untuk membimbing dan mengajari anak2nya. Satu pengalaman yang tidak bakal saya ceritakan ke cici dan boy, pengalaman saat di bully dan pelet sama mami mereka baik dulu ataupun sampai sekarang. Apalagi sampai bikin saya ketagihan begini. Nasib yah nasib prince charming yang baik hati dan tidak sombong ini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun