Mohon tunggu...
Marchilya Chandra
Marchilya Chandra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

BUAT TUGASSSS

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menghadapi Ketidakmerataan Sistem Pendidikan Baik dari Perkotaan Maupun Pedesaan

5 Desember 2024   18:10 Diperbarui: 5 Desember 2024   18:27 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup individu dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Sayangnya, sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait ketidakmerataan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Meskipun di kota besar pendidikan dapat diakses dengan relatif mudah, di beberapa daerah pedesaan, masih banyak anak-anak yang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ketidakmerataan ini menjadi kendala utama dalam mencapai tujuan pemerataan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ketidakmerataan pendidikan ini juga tercermin dalam kekurangan tenaga pendidik yang kompeten serta terbatasnya infrastruktur dan fasilitas pendidikan di beberapa sekolah. Banyak sekolah di daerah pedesaan yang kekurangan guru yang terlatih. Meenurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2023 jumlah guru mengalami penurunan yang semula 1.3982.155 menjadi 1.274.486. Hal ini tentunya menyebabkan tidak meratanya jumlah guru dan menyebabkan tingginya jumlah guru honorer di Indonesia. Sementara itu, di kota-kota besar sudah memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Ketidaksetaraan ini menciptakan jurang pemisah yang besar dalam kualitas pendidikan yang diterima oleh anak-anak di berbagai wilayah.

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmerataan pendidikan dan memberikan manfaat yang dapat mendukung tercapainya kesetaraan kesempatan belajar bagi seluruh siswa di Indonesia. Dengan memahami akar permasalahan ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang efektif yang tidak hanya memperbaiki aksesibilitas pendidikan, tetapi juga kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi tercapainya kesetaraan dalam sistem pendidikan, serta mempersiapkan generasi muda yang lebih unggul dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Dari hasil yang telah didapatkan melalui jurnal-jurnal, maka didapatkan faktor-faktor yang menyebabkan ketimpangan sistem pendidikan ini adalah kurangnya alokasi anggaran yang memadai untuk pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah pedesaan. Di kota besar, fasilitas seperti ruang kelas yang layak, laboratorium, perpustakaan, dan teknologi informasi yang mendukung proses pembelajaran sudah banyak tersedia, sementara di daerah pedesaan, banyak sekolah yang masih kekurangan fasilitas dasar tersebut (Diany & Mardiansjah, 2022). Selain itu, distribusi guru yang tidak merata juga menjadi masalah utama. Banyak guru yang lebih memilih mengajar di kota karena fasilitas yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi, sehingga di daerah pedesaan terjadi kekurangan tenaga pendidik yang kompeten (Budiman, 2016).

Selain faktor infrastruktur dan distribusi tenaga pendidik, kesulitan akses juga mempengaruhi ketimpangan pendidikan. Di daerah pedesaan, banyak anak-anak yang harus menempuh perjalanan jauh untuk pergi ke sekolah, yang dapat mengurangi waktu dan energi mereka untuk belajar. Selain itu, keterbatasan teknologi di daerah pedesaan memperburuk ketertinggalan dalam pembelajaran yang semakin mengandalkan alat digital (Indrawati et al., 2024). Keterbatasan ekonomi keluarga juga menjadi faktor penghambat, di mana banyak orang tua di pedesaan yang kesulitan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka, baik itu untuk membeli buku, seragam, maupun biaya sekolah lainnya. Semua faktor ini berkontribusi pada kesenjangan besar dalam kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun