Salah satu stasiun televisi swasta yang kuat di Indonesia adalah TV One. Stasiun ini telah menjadi sangat penting sejak didirikan pada tahun 2008 dengan fokus pada berita dan olahraga, khususnya sepak bola. TV One membangun identitasnya melalui jurnalisme berita dan program talk show yang kritis dan mendalam seperti Indonesia Lawyers Club dan Apa Kabar Indonesia. TV One menjadi saluran yang diminati oleh orang dewasa yang mencari berita dan analisis terkini. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisis metode manajemen media TV One.
 Analisis ini mencakup bagaimana TV One bersaing dalam industri televisi yang semakin kompetitif, bagaimana mereka menanggapi perubahan perilaku audiens, dan bagaimana mereka menggunakan teknologi dan platform digital untuk meningkatkan keterlibatan audiens dan mempertahankan relevansi mereka :
1. Strategi Diferensiasi Konten
TV One mengutamakan berita dan olahraga dalam kontennya, dengan pendekatan yang berbeda dari stasiun lain seperti Metro TV. Program seperti Indonesia Lawyers Club dan Apa Kabar Indonesia menjadi ciri khas TV One, yang menyasar audiens dewasa dan serius. Namun, dengan tren penonton yang semakin beralih ke platform digital seperti YouTube dan Netflix, TV One menghadapi tantangan dalam mempertahankan relevansi. Penonton, terutama generasi muda, lebih memilih konten fleksibel yang tidak terikat jadwal tayang . Untuk itu TV One perlu terus mengembangkan cara distribusi kontennya di era digital
2. Pengelolaan Sumber Daya dan Program
Manajemen sumber daya di TV One, khususnya jurnalis dan pembawa acara, sangat berpengaruh dalam kesuksesan stasiun ini. Sosok seperti Karni Ilyas meningkatkan kredibilitas TV One di bidang , yang menjadi aset penting dalam mempertahankan kepercayaan penonton di era digital. Selain berita, TV One juga berinvestasi dalam hak siar olahraga seperti Liga 1 Indonesia, yang menarik audiens muda. Kombinasi berita dan olahraga memperluas demografi penonton. Namun, evaluasi dan inovasi terus diperlukan agar program-program TV One tetap relevan dan kompetitif di industri yang ketat .
3. Adaptasi Terhadap Perubahan Media Digital
Transformasi digital membawa tantangan sekaligus peluang besar bagi industri televisi, termasuk TV One. Saat ini, lebih banyak penonton yang berpindah ke platform digital untuk mengakses berita dan hiburan. TV One telah merespons tren ini dengan memperluas kehadirannya di platform digital seperti YouTube, situs web mereka sendiri, serta aplikasi streaming. Langkah ini diambil untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z, yang lebih banyak menghabiskan waktu di internet dibandingkan menonton televisi konvensional.
Memindahkan konten televisi ke platform baru bukan satu-satunya aspek adaptasi ke media digital. TV One harus memahami perilaku penonton di dunia digital, di mana mereka lebih suka konten yang singkat, interaktif, dan dapat diakses kapan saja. Selain itu, tantangan monetisasi konten digital juga harus diatasi, karena TV One sebelumnya bergantung pada iklan televisi sebagai sumber pendapatan utamanya.Pendapatan dari iklan di platform digital, seperti YouTube, atau melalui kerja sama dengan sponsor, menjadi model bisnis baru yang harus dioptimalkan oleh TV One. Maka untuk menjaga audiens tetap terlibat dan setia pada saluran TV One, inovasi dalam penyajian konten digital sangat penting dalam konteks ini.
4. Tantangan Persaingan dan Inovasi
TV One bersaing dengan stasiun televisi lokal, platform berita internasional seperti CNN dan BBC, serta platform digital seperti YouTube yang menawarkan kebebasan konten. Inovasi menjadi kunci agar TV One tetap relevan di tengah persaingan ini, terutama dalam menarik perhatian generasi muda yang lebih menyukai konten hiburan dan digital. Program berita dan talk show, meski populer di kalangan penonton dewasa, perlu diversifikasi agar lebih relevan bagi audiens muda dengan konten seperti dokumenter, edukasi, atau hiburan yang dikemas secara modern.
Penggunaan teknologi inovatif seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dalam penyajian berita atau program olahraga bisa menjadi langkah strategis TV One untuk menarik penonton muda dan teknologi-savvy. Teknologi ini akan memberikan pengalaman menonton yang lebih interaktif dan menarik, membantu TV One bersaing dengan platform digital dan media internasional .
5. Manajemen Krisis dan Reputasi
Reputasi adalah salah satu aset terpenting bagi media penyiaran, terutama di era informasi yang begitu cepat berubah. TV One telah menghadapi beberapa kontroversi terkait dengan pemberitaan yang dianggap bias. Hal ini menjadi tantangan bagi stasiun ini dalam menjaga kepercayaan publik terhadap kredibilitasnya . Di tengah era disinformasi dan hoaks, TV One harus lebih berhati-hati dalam memastikan akurasi dan integritas berita yang mereka sajikan.
 TV One perlu meningkatkan reputasi dengan menguatkan sistem verifikasi berita dan menunjukkan transparansi dalam menghadapi kesalahan atau kritik yang muncul. Selain itu, keterbukaan dalam menerima masukan dari penonton juga menjadi salah satu cara untuk menjaga hubungan yang baik.
TV One berada di tengah era perubahan besar di industri media, khususnya dengan berkembangnya digitalisasi dan meningkatnya persaingan. Dengan fokus pada diferensiasi konten melalui berita dan olahraga, serta adaptasi terhadap media digital, TV One memiliki peluang untuk terus berkembang dan mempertahankan relevansi di masa depan. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal menarik perhatian audiens muda, berinovasi dalam konten dan teknologi, serta menjaga kualitas dan kredibilitas jurnalistik .
Untuk menghadapi tantangan ini, TV One perlu mengelola sumber daya manusia dengan baik, terus berinovasi dalam program, dan beradaptasi dengan perubahan tren media digital. Keberhasilan TV One ke depan akan sangat bergantung pada strategi mereka dalam merespons perubahan industri yang cepat dan menjaga kepercayaan publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H