Masih banyak orang yang berupaya untuk mendapatkan keinginannya dengan cara memaksa orang lain untuk memperhatikan dan menghargainya. Mereka berusaha untuk mendapatkan kesempatan atau kedudukan terhormat.
Dengan mendapat penghargaan dari orang lain, mereka berharap tidak akan direndahkan. Dengan demikian, mereka tidak akan kehilangan kesempatan untuk memanjakan diri sendiri.Â
Itulah karakter sebagian orang yang cenderung mementingkan dirinya sendiri. Meskipun banyak yang telah berusaha untuk mengikisnya, tidak berarti karakter tersebut akan lenyap dalam kehidupan seseorang.
Tuhan sedang memperhatikan banyak orang berusaha untuk menempati tempat-tempat terhormat. Karena itu Dia memberikan pengajaran supaya setiap orang tidak memiliki sikap tinggi hati.Â
Sebab jika seseorang berebut mendapatkan tempat yang terdepan dan terhormat.
Padahal itu bukan disediakan untuknya, maka ia akan mendapatkan rasa malu. Untuk menghindari sikap meninggikan diri yang berakibat rasa malu, maka sebaiknya orang tersebut memilih tempat yang selayaknya.Â
Tuhan juga memusnahkan kebiasaan buruk dalam relasi antar sesama manusia.
Saat seseorang mengadakan perjamuan, jangan bersikap kaku dengan mengundang kerabat atau sahabat yang kaya saja, namun juga memperhatikan mereka yang kurang beruntung, kurang sejahtera, dan orang-orang cacat.Â
Tuhan mengajarkan bahwa relasi yang terbangun dan tidak kaku itu, justru akan membuahkan kebahagiaan banyak orang.
Sudah saatnya kita memiliki arah perhatian tidak hanya tertuju pada keinginan dan kepentingan diri saja. Justru kita perlu memperhatikan dan peduli kepada orang lain, sebab disitulah kita memiliki kesempatan untuk terlibat membangun kehidupan orang lain.Â
Mereka yang layak mendapatkan kehormatan adalah mereka yang ikut serta membangun kehidupan.Â