Kita tahu bahwa dengan melakukan sebuah tahapan Training bagi suatu perusahaan kepada pihak karyawannya akan memberikan dampak yang baik.Â
Dampak baik tersebut tidak hanya diterima oleh pihak karyawan saja melainkan bagi pihak perusahaan juga tentunya. Dimana bagi pihak karyawan, karyawan tersebut mendapatkan wawasan pengetahuan, mengembangkan potensi dan kemampuan serta bagi pihak perusahaan maka pihak perusahaan mempunyai tenaga kerja yang berkompeten.Â
Dengan mempunyai tenaga kerja yang berkompentensi dibidangnya maka akan meningkatkan produktivitas kinerja dilingkungan kerja, mencapai tujuan perusahaan dan meningkatn laba perusahaan.
Lalu apa yang dimaksud dengan Training ? Menurut Professor Michael T.Brannick "Training is the structured and systematic process by which workers learn what they need to know, think, or do to perform successfully on the job."
Dengan training yang baik dan efektif maka akan menjadi sebuah jembatan bagi pihak karyawan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan dapat menjadi senjata bagi pihak perusahaan yang berdampak baik.
Lalu terdapat istilah "Training Cycle" dalam buku Job and Work Analysis 3th by Frederick P. Morgeson, Michael T. Brannick dan Edward L. Levine.
"The training cycle is a process used to make sure that training is effective in achieving organizational goals. The training cycle tailors the training to fit the organization’s objectives. In the needs assessment phase, the requirements of the organization and job are compared to the skills available in the potential trainees. Later phases of the training cycle help evaluate the effectiveness of the training."
Dengan "Training Cycle" yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi, lalu dapat mengetahui apakah pelatihan yang diberlakukan tersebut menghasilkan hasil yang diinginkan atau tidak.
Goldstein and Ford (2002) mendeskripsikan 4 Training goals dalam Training Cycle :
1. Training validity , kemahiran yang diambil penilaiannya di akhir pelatihan
2. Transfer validity , seberapa baik materi pelatihan dalam pekerjaan.
3. Intra-organizational validity , seberapa baik hasil evaluasi pelatihan untuk satu kelompok peserta berlaku pada satu kelompok peserta lain (dalam organisasi yang sama)
4. Inter-organizational validity , apakah pelatihan yang dievaluasi dalam satu organisasi cenderung memiliki efek yang sama bila digunakan di organisasi lain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H