Berupaya bangkit setelah  terhimpit pandemi Covid-19,obyek wisata Tegalalang kembali menggeliat."Usaha saya hampir bangkrut,baru saja merenovasi total restaurant dengan dana  pinjaman  bank ,belum sempat dibuka muncul pandemi Covid-19,"ujar Pak Made lirih.Â
Setelah menempuh satu jam perjalanan dari Denpasar, kami tiba di Tegalalang. Seorang ibu paruh baya ramah menghampiri menawarkan untuk singgah di restaurannya.
Setelah menuruni 8 anak tangga,kami tiba diruangan utama restauran yang berukuran cukup besar dengan pemandangan indah padi hijau terhampar.Tegalalang rice teracce begitulah obyek wisata sawah berundak ini  disekenal.Pesonanya sudah tersebar ke seantero dunia.Lokasi tepatnya berada di Desa Tegalalang Kabupaten Gianyar,Bali.
Dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan negeri ini  juga terasa di Tegalalalang.Sudah menjadi rahasia umum jika perekonomian Bali hampir tergantung sepenuhnya pada pariwisata.
Begitupun dengan Tegalalang. Ratusan art shop,restaurant dan penginapan  tutup total hampir 2 tahun lamanya.Selama pandemi pariwisata Bali memang lumpuh total.
Bandara Ngurah Rai sempat ditutup,pun demikian halnya akses darat .Hal ini terpaksa dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona.Beruntung, seminggu terakhir Bali masuk level II PPKM.Pariwisata Bali setidaknya mulai berdenyut.Banyak wisatawan domestik yang mulai mengunjungi Bali.
Ada yang lewat jalur udara dan tidak sedikit pula melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini mudah dikenali dengan banyaknya kendaraan berplat nomor polisi luar Bali yang lalu lalalang di Kuta,Seminyak,Legian dan beberapa daerah wisata unggulan lainnya.Â
Obyek wisata pantai tampaknya masih menjadi primadona.Jika sebelumnya pantai Kuta dan Legian lenggang,kini kedua daerah itu mulai ramai dikunjungi wisatawan domestik.
Kembali ke Tegalalang,pagi itu suasana masih lengang.Ada sepasang tamu yang terlebih dahulu menikmati sarapan pagi ditempat itu.Kami lalu bergegas memesan kopi dan 2 porsi nasi goreng.Lidah lokal memang tidak jauh dari nasi goreng.Dari kejauhan tampak beberapa petani sedang menggarap sawah.Padi mungkin sudah setinggi 20cm.
Hijau segar.Sesekali terdengar kicau burung yang hinggap diujung pohon kelapa."Kami baru sebulan buka pak,selama ini tutup,"ujar Kadek ramah.Kadek adalah  pelayan restauranyang terpaksa dirumahkan hampir 2 tahun lamanya.