Mohon tunggu...
Marcellus DarrenZhang
Marcellus DarrenZhang Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Konflik Israel-Hamas: Mengungkap Dampak Besar pada Pasar Keuangan Dunia

17 Mei 2024   11:04 Diperbarui: 18 Mei 2024   20:38 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik bersenjata antara Israel dan Hamas, kelompok militan yang beroperasi di Gaza, tidak hanya membawa dampak kemanusiaan yang besar, tetapi juga mempengaruhi pasar keuangan global. Perang yang memanas antara kedua pihak sering kali menimbulkan ketidakpastian di pasar, memengaruhi harga aset, dan menggerakkan investor untuk menyesuaikan portofolio mereka. Artikel ini akan membahas dampak konflik tersebut terhadap pasar keuangan, termasuk pasar saham, mata uang, komoditas, dan investasi global.

Dampak pada Pasar Saham

1. Volatilitas Meningkat: Ketika konflik memanas, pasar saham sering kali mengalami volatilitas yang meningkat. Investor cenderung cemas dan menjual aset berisiko, menyebabkan penurunan harga saham secara umum, terutama di negara-negara yang dekat dengan zona konflik.

2. Pasar Regional: Bursa saham di negara-negara yang terlibat atau berdekatan dengan zona konflik mungkin mengalami penurunan tajam. Di Israel, indeks saham utama seperti Tel Aviv Stock Exchange (TASE) bisa mengalami tekanan saat konflik berlangsung.

Dampak pada Mata Uang

1. Fluktuasi Nilai Tukar: Mata uang negara-negara yang terlibat dalam konflik atau yang memiliki hubungan ekonomi erat dengan wilayah konflik mungkin mengalami fluktuasi nilai tukar. Nilai tukar Shekel Israel, misalnya, dapat tertekan saat ketegangan meningkat.

2. Safe Haven Currencies: Selama masa ketidakpastian, investor sering beralih ke mata uang yang dianggap sebagai "safe haven"(mata uang yang dianggap masih stabil selama periode volatilitas pasar, ketegangan geopolitik, atau krisis ekonomi) seperti US dollar, franc Swiss, dan yen Jepang. Ini bisa menyebabkan apresiasi terhadap nilai mata uang tersebut.

Dampak pada Komoditas

1. Harga Minyak: Timur Tengah merupakan salah satu wilayah penghasil minyak terbesar di dunia. Ketegangan di kawasan ini sering kali memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak, yang dapat menyebabkan lonjakan harga yang cukup tinggi terhadap minyak mentah.

2. Emas: Emas sering dianggap sebagai aset "safe haven" selama masa krisis/tidak pasti seperti ini. Permintaan untuk emas biasanya akan meningkat selama perang, mendorong kenaikan harga pada logam mulia ini.

Dampak pada Investasi Global

1. Arus Modal: Investor global mungkin mengalihkan dana dari pasar yang dianggap berisiko ke aset yang lebih aman. Ini bisa memengaruhi aliran modal masuk dan keluar dari negara-negara tertentu. Sehingga, membuat pasar modal kurang diminati dalam keadaan seperti ini.

2. Obligasi Pemerintah: Selama masa ketidakpastian, obligasi pemerintah dari negara-negara dengan ekonomi kuat dan stabil sering kali menjadi pilihan investasi dan juga karena obligasi pemerintah merupakan aset yang memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan instrumen investasi, seperti saham. Ini juga dapat menyebabkan penurunan yield obligasi tersebut karena peningkatan permintaan.

3. Asuransi Risiko: Permintaan untuk instrumen keuangan yang menawarkan perlindungan terhadap risiko, seperti credit default swaps (CDS), bisa meningkat selama konflik. Ini mencerminkan keinginan investor untuk melindungi diri dari potensi kerugian.

Kesimpulan

Perang antara Israel dan Hamas memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar keuangan global. Mulai dari volatilitas yang terjadi di pasar saham hingga fluktuasi nilai tukar mata uang dan kenaikan harga komoditas, investor harus waspada terhadap dinamika yang ditimbulkan oleh konflik ini. Mengelola portofolio dan memilih aset yang tepat dengan mempertimbangkan risiko geopolitik menjadi semakin penting dalam lingkungan investasi yang tidak menentu. Sebagai bagian dari strategi manajemen risiko, diversifikasi aset dan beralih ke instrumen investasi yang dikenal sebagai "safe haven" merupakan suatu langkah yang bijak selama masa ketegangan geopolitik yang tidak menentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun