Berbicara tentang kancah politik, tentu sangat lekat dengan tokoh Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan saat ini sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ahok dapat dikatakan sebagai salah satu sosok ber-etnis Tionghoa yang paling menonjol di dunia politik.Â
Mengesampingkan Ahok, keterlibatan etnis ini dalam kancah politik mulai muncul setelah Soeharto lengser tepatnya setelah tahun 1998, dengan keterlibatan sekitar tiga partai yang dibentuk masyarakat Tionghoa, yakni Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (Parti), Partai Pembauran Indonesia, dan Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia (PBI).Â
Memasuki era reformasi, keterlibatan etnis Tionghoa semakin berkembang meski jumlahnya masih sangat sedikit. Pada Pemlu 2004, tercatat terdapat sekitar 150 caleg yang berpartisipasi.
Pada Pemilu 2009, tercatat terdapat 213 caleg dan 315 caleg pada Pemilu 2014. Kembali ke Ahok, sejujurnya kepemimpinan beliau sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi contoh positif betapa baiknya pemimpin etnis Tionghoa yang tegas, hal ini terbukti dengan berbagai inovasi di ibukota pada masanya.Â
Namun, polemik politik Ahok dengan Anies pada Pilkada 2017 memunculkan babak baru dalam politik toleransi, khususnya terhadap etnis Tionghoa. Pilkada 2017 memunculkan kembali istilah pribumi dan non-pribumi, serta berbagai sentimen negatif terhadap etnis Tionghoa yang 'hampir' tenggelam. Permainan politik SARA pasca-Pilkada 2017 masih terasa kental hingga saat ini.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi, sudah semestinya kita ikut menjaga dan melestarikan, bukan saling menjatuhkan satu sama lain. Perbedaan fisik, kultur, budaya, ras, suku, agama bukan sebagai penentu nasionalisme setiap orang, namun sikap dan tindakan kita sebagai sesame warga negara Indonesia yang paling menentukan.Â
Kita semua harus bangga dan ingin mewujudkan lingkungan yang satu, adil, setara, dan toleran. Selamat Hari Raya Imlek 2022, sebuah hari raya yang menjadi simbol toleransi namun belum terwujud. Gong Xi Fa Cai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H