Mohon tunggu...
Marcelline Vania
Marcelline Vania Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selamat Membaca!

Selanjutnya

Tutup

Film

Garuda Superhero dan Gundala, Dua Patriot Pemanggil Jiwa Nasionalisme dari Latar yang Berbeda

14 Desember 2020   14:42 Diperbarui: 15 Desember 2020   10:58 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya sih gak tahu itu hoaks ato engga, tapi bikin semangat. Daripada wakil rakyat, emang mereka mikirin rakyat?"

Sebuah kritik keras dari rakyat kepada pemerintah yang pada film digambarkan tidak dapat menjalankan kinerjanya dengan baik. Korupsi merajalela, kesejahteraan seolah hanya dimiliki kaum berada, dan rakyat kecil semakin tertindas. Penyampaian aspirasi melalui media pun begitu kental dengan demokrasi.

Dari kedua film di atas, Gundala mempunyai cerita yang realistis dan jauh lebih dekat dengan kondisi sosial, politik, dan budaya Indonesia. Cerita film Garuda masih kurang memperlihatkan perjuangan kewarganegaraan, dasar terbentuknya Garuda juga kurang memperlihatkan adanya kemauan dalam diri Bara untuk melindungi keadilan seluruh warga negara.

Penumpas penjajahan dalam negeri

"Di negara ini tak ada satupun yang ingin tanahnya dijajah"

Nasionalisme yang paling terlihat dalam film Garuda terlihat dari ucapan Bara kepada Durja King di mana ia tidak rela tanah airnya dijajah. Walau konflik yang dibawakan terlalu fantasi, namun masih menyiratkan sepenggal rasa cinta terhadap tanah air yang mendalam.

Perjuangan untuk melindungi bangsa pada dasarnya sesuai dengan definisi dari nasionalisme yang berarti rasa cinta pada tanah air. Adegan-adegan heroik demi melindungi bangsa diperlihatkan melalui upaya para ilmuwan untuk menghancurkan asteroid yang mengancam Indonesia, begitupun dengan aksi heroik Garuda untuk menumpas kejahatan dalam negeri.

Begitupun dengan film Gundala, penjajah yang terkadang adalah bangsa sendiri  berupaya untuk ditumpas habis oleh Gundala dan rakyat yang peduli terhadap bangsa.

"Gak ada gunanya hidup, kalau cuma mikirin diri sendiri!"

Satu kalimat yang menjadi tamparan bagi warga negara, yang masih belum peduli dengan keadaan negaranya. Sancaka yang mulanya adalah sosok pemuda apatis semakin lama mulai peduli pada keadaan bangsa yang sedang di ambang kehancuran. Kesadaran mengenai pentingnya nasionalisme perlu ditanamkan demi keutuhan bangsa dan negara.

"Kita harus minta ganti rugi ke Ganda Hamdan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun